Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengungkapkan, studi kelayakan atau feasibility study (FS) akan dimulai awal Februari 2019 dan ditargetkan proyek ini akan mulai pada akhir Maret 2019.
"Menunggu FS selesai. Jadi nilai investasi, komposisi saham masih dikaji bersama dan belum diputuskan. Semua akan diputuskan setelah FS," kata dia dalam kesempatan yang sama.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menilai, kerjasama ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional, melalui pemanfaatan DME.
Dia menyebutkan, pada tahun 2017 tercatat Indonesia mengonsumsi tidak kurang dari 7.11 juta ton elpiji. Di mana 73% bahan elpiji masih impor.
"Pabrik gasifikasi batu bara ini adalah proyek yang sangat strategis secara nasional karena kami rencanakan DME akan mengurangi sebagian besar kebutuhan LPG impor sebagai bahan bakar rumah tangga," kata dia.
(Dani Jumadil Akhir)