Investasi USD30 Juta, Darma Henwa Targetkan Produksi 17 Juta Ton

, Jurnalis
Kamis 17 Januari 2019 14:33 WIB
Ilustrasi: Shutterstock
Share :

JAKARTA – Tahun ini, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) fokus untuk meningkatkan produksi di tengah beratnya tantangan di industri ini.”Kami fokus memperbaiki fundamental produksi di semester satu ini, sehingga menghasilkan operasi yang optimal," kata Corporate Secretary & Chief Corporate Services Officer, Mukson Arif Rosyidi dilansir dari Harian Neraca, Kamis (17/1/2019).

Sebagai gambaran, pada 2019, perseroan membidik produksi mencapai 17 juta ton naik 30,76% dibandingkan target produksi 2018 sebanyak 13 juta ton. Serta, target overburden removal sebanyak 125,7 juta bank cubic meter (bcm) naik sekitar 25% dari target tahun lalu sebesar 100 juta bcm. Untuk mencapai target tersebut, lanjut Mukson, perseroan menggelentorkan investasi sekitar USD30 juta. Dananya untuk membeli dan memperbaiki alat produksi. "Tahun ini harus ada peningkatan tapi masih dalam pembahasan internal," ucapnya.

Perseroan juga masih menjalankan diversifikasi usaha ke lini bisnis tambang mineral. Untuk mengembangkan bisnis mencakup pengembangan bisnis jasa kontraktor pertambangan mineral ini, kata Mukson, DEWA belum membutuhkan investasi khusus. Yang pasti, sambungnya, mereka bakal melakukan investasi alat berat.

Baca Juga: Darma Hanwa Siapkan Belanja Modal Rp1,26 Triliun

Lebih lanjut, DEWA akan mengembangkan bisnis jasa penyediaan infrastruktur pertambangan, seperti pembuatan jalan tambang maupun penyedia jasa pertambangan. Sebelumnya manajemen DEWA menyebutkan ada beberapa proyek potensial yang tengah diincar untuk bisnis pertambangan mineral ini. Pertama, proyek penambangan bawah tanah, yakni proyek penambangan seng dan timah di Dairi, Sumatra Utara dengan lingkup pekerjaan premining earthworks. Kedua, potensi pertambangan terbuka di proyek penambangan tembaga dan emas yang berlokasi di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Lingkup pekerjaan adalah tahap awal road construction, aktivitas penambangan dan reklamasi.

Ketiga, proyek penambangan emas yang berlokasi di Palu, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Jenis pertambangan bawah tanah ini mempunyai durasi pekerjaan 3 tahun-4 tahun, dengan lingkup pekerjaan infrastruktur dan earthworks. Namun, Mukson belum dapat menuturkan proyek mana yang bakal lebih dulu ditangani. “Kami tidak bisa menentukan mana yang bisa lebih dulu, tergantung partner karena banyak hal yang harus mereka siapkan, seperti kesediaan pendanaan dan pasarnya,” ujarnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya