Ibu empat anak itu kini mengawasi kerajaan bisnisnya yang terdiri atas empat lini pakaian, lebih dari 400 gerai ritel pada lebih dari 50 negara dengan kantor di London dan New York. Memanfaatkan peluang dari statusnya sebagai bintang pop menjadikan dia kian diakui, bahkan dari tokoh fashion seperti Karl Lagerfeld yang menjadi jenius kreatif di balik Chanel. Penjualan tahun lalu meningkat di semua bidang, terutama untuk lini pakaian siap pakai Victoria Beckham, yaitu lini ‘Victoria, Victoria Beckham’ serta berbagai aksesori dan kaca mata, baik yang dijual secara online dan di berbagai toko.
Sejumlah selebritas juga pernah membangun bisnis tapi gagal di tengah jalan. Fashion Cafe yang dibangun oleh Christy Turlington, Claudia Schiffer, Elle Macpherson, dan Naomi Campbell itu mengalami kegagalan setelah didirikan pada 1995. Jaringan Fashion Cafe akhirnya ditutup pada 1998. Jennifer Lopez pernah mendirikan Madres Restaurant pada 2002 di Pasadena, California, tapi hanya bertahan selama enam tahun. Selama beroperasi, restoran itu mendapat banyak respons buruk hingga ditutup. Kim Basinger pernah membeli satu kota Braselton, Geor gia, senilai USD20 juta pada 1989 dengan tujuan mengubahnya menjadi pusat atraksi wisata dilengkapi dengan sejumlah studio film dan festival film.
Baca Juga: Kisah Lego, Brand Mainan Paling Favorit di Dunia
“Basinger tak sempat mewujudkan impiannya karena kesulitan keuangan pada empat tahun. Kemudian dia menjual kota itu dengan harga hanya USD1 juta,” ungkap laporan CNBC. Sementara itu ada juga selebritas yang amat sukses ketika berwirausaha. Salah satunya Kylie Jenner. Anggota termuda pada klan Kardashian-Jenner ini menjadi salah satu orang terkaya di dunia lewat bisnis kosmetiknya. Pertengahan tahun lalu Forbes merilis kekayaan bersihnya mencapai USD 900 juta (Rp12,9 triliun dalam waktu kurang dari 3 tahun.
Seba aimana dilansir Moneyish, gemuknya tabungan Kylie berasal dari Kylie Cosmetics, yang bernilai sekitar USD 800 juta. Berawal dari lipkit yang dibanderol USD29, dalam hanya 18 bulan, dia meraup penjualan hingga USD 420 juta (Rp6 triliun).
(Syarifudin)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)