JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyampaikan data realisasi investasi sepanjang 2018 senilai Rp721,3 triliun, naik 4,1% dibandingkan tahun 2017.
Kendati meningkat, nilai tersebut meleset dari target realisasi investasi RPJMN sebesar Rp765 triliun atau hanya tercapai 94,3%. Raihan investasi yang di bawah target itu antara lain disebabkan turunnya realisasi penanaman modal asing (PMA) sebesar 8,8%, yaitu dari Rp430,5 triliun pada 2017 menjadi Rp392,7 triliun.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengakui 2018 merupakan tahun yang sangat sulit untuk PMA langsung atau foreign direct investment (FDI) secara global. ”PMA kita tahun lalu turun 8,8%. Ini konsisten dengan data FDI dari Bank Indonesia dan juga tren global.
Baca Juga: Kepala BKPM: Insentif yang Ditawarkan ke Investor Harus Agresif
Menurut data UNCTAD, FDI internasional secara global tahun lalu turun 20%,”ujarnya saat jumpa pers di kantor BKPM Jakarta kemarin. Thomas menyebut sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang sempat menghantam mulai kuartal II/2018 sebagai salah satu pemicu penurunan investasi asing sepanjang tahun lalu.
Namun, kata dia, kondisi ini mulai menunjukkan tren rebound atau mulai pulih pada kuartal IV/2018. ”Eskalasi perang dagang mulai reda, mulai menyesuaikan, konfiden dari investor mulai pulih dan ada optimisme bahwa ini bisa diselesaikan. Puncaknya pertemuan bersama antara kedua presiden (AS dan China) yang akan kembali berunding,” tuturnya.
Menurut Thomas, di kuartal IV/2018 juga mulai ada optimisme dari dunia usaha terkait Pemilu 2019, di mana kedua pasangan capres-cawapres sudah mulai mengampanyekan program- programnya.
Ekspektasi pasar adalah kontinuitas dan stabilitas. Pernyataan dari petahana maupun oposisi, ungkap Thomas, cukup bersifat pro terhadap investasi dan reformasi, sehingga ada optimisme bahwa kalaupun ada kejutan dalam masa pemilu, arah kebijakan pemerintah tidak berubah.
”Jurus kebijakan tetap berarah pada reformasi perekonomian, modernisasi, dan internasionalisasi. Hasil kami berdiskusi dengan investor, mulai terbentuk konsensus atau optimisme Pemilu 2019 di samping pemulihan perang dagang,”tuturnya.
Thomas optimistis tren 2019 akan membaik kendati merupakan tahun politik. Berdasarkan siklus dari pengalaman 15 tahun terakhir, kata dia, sebelum pelaksanaan pemilu memang investasi cenderung melambat tapi setelahnya akan rebound.
Thomas yakin pascapemilu April 2019, investasi di dunia usaha akan kembali pulih dan menggeliat hingga akhir tahun. Untuk itu, BKPM optimistis memasang target investasi Rp792,3 triliun tahun ini, dengan komposisi PMA 55% dan PMDN 45%.