JAKARTA – Pertumbuhan sektor industri tahun 2019 diproyeksikan stagnan pada kisaran 5,67% atau sama dengan tahun lalu. Sektor manufaktur masih menjadi tumpuan.
”Pertumbuhan industri tahun ini didasarkan pada proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%. Pertumbuhan ini ditopang dari manufaktur atau nonmigas saja,” kata Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Imam Haryono di sela acara Outlook Ekonomi dan Industri 2019 di Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Jakarta, kemarin. Menurut dia, terdapat sejumlah upaya yang perlu dilihat untuk mencapai target pertumbuhan industri tahun ini. Sejumlah upaya itu antara lain perang dagang antara Amerika Serikat dan China, penyelenggaraan pemilihan umum, kerja sama antara Indonesia dan Eropa, serta dinamika industri manufaktur.
Baca Juga: Industri Ini Akan Kinclong di Tahun Politik
”Selain itu, kita juga akan melihat pertumbuhan industri sebelumnya. Kita analisis per tumbuhan sebelumnya dan apa yang akan terjadi,” ujar dia. Meskipun terjadi perubahan secara global, imbuhnya, Indonesia masih menempati peringkat lima besar dalam nilai tambah manufaktur. Selain itu, industri manufaktur tetap menjadi andalan penyumbang pertumbuhan ekonomi dengan kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB). Tak hanya itu, untuk menopang pertumbuhan tahun ini pemerintah menggalakkan program industri 4.0 dengan mengandalkan lima subsektor industri, di antaranya industri makanan dan minuman, mesin, tekstil dan pakaian jadi, kulit serta barang logam, komputer dan barang elektronik.