Dia mengungkapkan, defisit transaksi berjalan saat ini merupakan defisit yang sehat sehingga tidak perlu dikhawatirkan selama tidak melebihi batas aman 3% dari PDB. ”CAD di Indonesia itu sepanjang tidak melebihi batas aman 3% dari PDB, it’s okay . Ya, tidak usah ribut, orang negara lagi berkembang kok ,” katanya.
Ke depan CAD akan menurun sekitar 2,5% PDB didukung oleh koordinasi, keseriusan, dan langkah konkret mendorong ekspor serta menurunkan impor. Defisit neraca dagang Desember 2018 turun menjadi USD1,1 miliar sehingga secara kumulatif 2018 defisit tercatat sebesar USD8,57 miliar.
Menurut Perry, perbaikan CAD 2019 didukung kebijakan mendorong ekspor dan menurunkan impor. Selain itu, adanya program B20, penundaan proyek infrastruktur, penggunaan produksi minyak tanah dalam negeri, serta meningkatkan PPH 22 impor.
Bank Sentral juga memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV-2018 akan mengalami surplus sebesar USD5 miliar. ”Masuknya modal asing (capital inflow ) pada kuartal terakhir tahun lalu, membantu kinerja neraca transaksi modal dan finansial lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya,” ungkapnya.
Baca Juga: Defisit Neraca Transaksi Berjalan Meningkat 3,37%, BI: Masih Batas Aman