Sementara itu, Ketua Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) Muhammad Feriadi me ngeluhkan kenaikan ongkos tarif kargo pesawat yang sebagian besar dimanfaatkan kalangan usaha jasa pengiriman ekspres.
“Kenaikan tarif kargo udara ini yang kami keluhkan. Kami berharap ada itikad baik untuk meninjau ulang tarif kargo pesawat ini karena harganya sudah di luar batas kemampuan,” kata dia.
Upaya memperbaiki sistem logistik di Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak diterbitkannya Perpres No. 26/2012 tentang Cetak Biru Sistem Logistik Nasional sebagai panduan bagi kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah dalam membangun sistem logistik.
Pengembangan sistem logistik menurut perpres ini meliputi enam pilar, yakni Komoditi Utama, Infrastruktur Logistik, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Sumber Daya Manusia, Pelaku Penyedia Jasa Logistik, serta Harmonisasi Regulasi. Semangat perbaikan kinerja logistik nasional ini kemudian secara konsisten diteruskan pada masa Kabinet Kerja dengan membangun berbagai infrastruktur.
Selama 2016-2018, sekitar 46 Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan total investasi sebesar Rp159 triliun telah dibangun pemerintah meliputi jalan tol, bandara, pelabuhan, bendungan, pembangkit listrik, dan rel kereta api. Bersamaan dengan hal itu, pemerintah juga meningkatkan kemudahan berusaha dengan mengoperasikan sistem Online Single Submission (OSS). (Ichsan Amin)
(Dani Jumadil Akhir)