Defisit 2019 Diprediksi Lebih Rendah

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 12 Februari 2019 10:33 WIB
Ilustrasi: Shutterstock
Share :

JAKARTADefisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada kuartal IV 2018 sebesar USD9,1 miliar atau sekitar 3,57% produk domestik bruto (PDB).

Angka tersebut lebih tinggi di bandingkan defisit pada kuartal sebelumnya karena penurunan kinerja neraca perdagangan barang nonmigas akibat masih tingginya impor sejalan dengan masih kuatnya permintaan domestik di tengah kinerja ekspor yang terbatas. Tahun ini diharapkan CAD tidak akan seburuk 2018. Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan, CAD yang melebar pada kuar tal IV 2018 sebesar USD9,1 miliar sangat dipengaruhi oleh defisit neraca perdagangan yang begitu besar. “Kita tahu tahun 2018 kita mengalami defisit neraca perdagangan terbesar yang dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar dan kenaikan harga minyak ,” ujarnya saat dihubungi KORAN SINDO kemarin.

Piter berharap, pada 2 019 C AD tidak akan selebar 2018. Rupiah yang relatif stabil dan kenaikan harga minyak yang diproyeksikan tertahan, di tambah kebijakan-kebijakan pemerintah menahan impor diperkirakan akan cukup efektif. “Sehingga neraca perdagangan walaupun masih berpotensi defisit tidak akan seburuk tahun 2018. Dengan demikian CAD akan bisa dijaga di kisaran bawah 2.5% PDB,” ungkap dia. Sementara itu, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Yati Kurniati mengatakan, kenaikan defisit juga di dorong oleh peningkatan impor minyak seiring peningkatan rata-rata harga minyak dunia dan konsumsi BBM domestik.

Baca Juga: Defisit Transaksi Berjalan 2019 Akan Turun Jadi 2,5%, Ini Caranya

Secara keseluruhan tahun 2018, defisit transaksi berjalan masih berada dalam batas yang aman, sebesar USD31,1 miliar atau 2,98% PDB. “Peningkatan defisit neraca transaksi berjalan dipengaruhi oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang non migas akibat masih tingginya impor sejalan dengan permintaan domestik yang masih kuat di tengah kinerja ekspor yang terbatas,” ujar dia di Jakarta akhir pekan lalu. Di sisi lain, lanjut dia, di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global yang tinggi, transaksi modal dan finansial mencatat surplus yang cukup signifikan sebesar USD15,7 miliar, atau meningkat di bandingkan surplus pada kuartalan sebelumnya sebesar USD3,9 miliar.

Menurut Yati, peningkatan surplus tersebut didukung oleh membaiknya kinerja investasi portofolio, seiring meningkatnya aliran masuk dana asing pada aset keuangan domestik antara lain dalam bentuk obligasi pemerintah, obligasi korporasi dan saham. Selain itu, optimisme terhad ap prospek ekonomi Indonesia juga mendorong pelaku usaha domestik melakukan penarikan simpanan di bank luar negeri untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya sehingga investasi lainnya tercatat surplus. Secara keseluruhan pada 2018 surplus transaksi modal dan finansial sebesar USD25,2 miliar.

Sementara itu pada kuartal IV 2018 arus masuk dana asing neto pada instrumen portofolio mencapai USD10,4 miliar, meningkat signifikan dibanding kuartal III/2018. “Hal ini didorong oleh meningkatnya aliran masuk pada instrumen SUN (Surat Utang Negara) rupiah dan penerbitan obligasi global yang cukup besar, baik oleh pemerintah maupun korporasi, serta arus kembali dari pembelian saham oleh asing,” jelas Yati. Keseluruhan tahun 2018, arus masuk dana asing pada instrumen portofolio domestik tahun 2018 sebesar USD9, 3 miliar lebih rendah dibanding 2017.

Hal tersebut terutama karena tingginya arus modal keluar dari instrumen investasi portofolio pada tiga kuartal pertama 2018, seiring tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global, di samping adanya obligasi global pemerintah yang jatuh tempo dalam jumlah cukup besar pada 2018. Pada kuartal IV/2018, investasi langsung neto mencatat surplus USD2 miliar terutama bersumber dari aliran masuk investasi langsung asing, antara lain penanaman modal asing pada beberapa perusahaan start up. Sedangkan pada kuartal IV/ 2018 terdapat transaksi akuisisi beberapa perusahaan PMA di sektor pertambangan oleh perusahaan -perusahaan domestik.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya