Defisit Neraca Perdagangan Januari 2019 Terbesar Sejak 2013

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Jum'at 15 Februari 2019 13:14 WIB
Kepala BPS Suhariyanto (Foto: Yohana/Okezone)
Share :

Dia mencontohkan, komoditas minyak mentah kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) yang jadi komoditas utama ekspor Indonesia, harus mengalami penurunan kinerja ekspor. Pasalnya, meski volume ekspor meningkat 23,77%, namun harganya anjlok mencapai 13,56%.

"Sehingga kinerjanya jatuh, tercermin dari turunnya ekspor golongan barang lemak dan minyak hewan atau nabati mencapai 9,56%," kata dia.

Selain itu, ada komoditas batubara yang harganya turun 7,76%, padahal volume ekspor naik 14,56%. "Tapi untuk karet, karena volume dan harganya turun yakni 8,8% dan 7,56%, itu membuat karet dan barang dari karet memang turun cukup dalam (kinerja ekspornya)," jelasnya.

Oleh sebab itu, ke depan pemerintah harus mengganti komponen ekspor Indonesia, dari barang komoditas menjadi barang olahan yang memang memberikan nilai tambah. Hal ini untuk menekan defisit neraca perdagangan.

"Jadi industri pengolahan yang menjadi solusinya. Bagaimana itu diolah dulu, mendapatkan nilai tambah, sehingga tidak dipengaruhi harga komoditas. Kita sangat sadar ke sana dan sebetulnya pemerintah di bawah Pak Menko Perekonomian (Darmin Nasution) sudah buat roadmap untuk itu," tutur dia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya