Alhasil, di tahun buku 2018 GMF mengantongi laba bersih sebesar US$ 30,7 juta. Angka ini Laba bersih ini merosot 40,06% jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang mencapai USD50,95 juta. Laba yang turun ini disebabkan oleh kenaikan beban material yang mencapai 28,04% menjadi USD107,66 juta dan beban subkontrak yang naik 19,26% menjadi USD113,83 juta.
Baca Juga: FAA perpanjang certificate of approval GMF AeroAsia
Menurut Iwan, beban material subkontrak meningkat karena naiknya harga material subkontrak vendor selama 2018 serta adanya beban keuangan akibat dari kondisi makro ekonomi yang membebani pelanggan GMF sehingga berpengaruh kepada keuangan operasional maskapai termasuk biaya perawatan.
“Kami akan meningkatkan kapabilitas dan kapasitas dari segmen produk yang kita miliki agar bisa menaikkan profit margin dan membentuk skema pembayaran yang memberikan kenyamanan kepada perusahaan juga terhadap pelanggan GMF," jelasnya.
Di sisi lain, kata Iwan GMF juga mencatatkan capaian operasional service level agreement sebesar 99,36%. Angka ini diikuti oleh tingkat kepuasan pelanggan yaitu 4,0 dari skala 4,5.
(Feby Novalius)