KALIMANTAN SELATAN - Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) yang menyasar peningkatan indeks pertanaman (IP) dan produktivitas pertanaman padi di lahan rawa Kalimantan Selatan (Kalsel) berjalan dengan sukses.
Berdasarkan data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel menunjukan implementasi program Serasi mencapai 250.000 hektare (ha).
Angka itu terdiri dari Kabupaten Tapin 35.000 ha, Kabupaten Hulu Sungai Utara 20.000 ha, Kabupaten Hulu Sungai Selatan 30.000 ha, Kabupaten Tanah Laut seluas 30.000 ha, Kabupaten Banjar seluas 35.000 ha dan Kabupaten Barito Kuala seluas 100.000 ha.
Baca Juga: Mentan Kucurkan Benih hingga Sapi untuk Petani Madura
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, saat ini pihaknya sedang fokus menggarap ratusan ribu hektare lahan rawa dan pasang surut yang tersebar di Kalimantan dan Sumatera. Garapan ini masuk pada rencana jangka panjang Program Serasi
"Nah, dengan Serasi kita harus mencoba menerapkan teknologi baru, yang semua pendekatannya menggunakan teknologi. Sebab tanpa teknologi kita tidak akan bisa bersaing dengan negara lain," kata Amran, dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/2/2019).
Menurut dia, teknologi yang dimaksud meliputi proses pembibitan, perawatan sampai proses masa panen dengan menggunakan combine harvester atau alat canggih yang bisa memanen padi dengan sistem dam waktu yang cepat.
"Dulu kalau panen 1 hektare butuh 25 hari. Tadi kita bisa lihat panen hari ini hanya butuh waktu 3 jam. Ini artinya kita mampu menekan biaya operasional sampai 40%. Itulah yang kami kembangkan, pertanian tradisional kita transformasikan jadi pertanian moderen," katanya.
Baca Juga: Jabat Menteri Pertanian, Amran Sulaiman Sempat Diprotes Keluarga
Amran menjelaskan, saat ini ada lebih dari 10 juta ha potensi lahan tidur dan petani tidur yang perlu dibangunkan pemerintah. Luasan lahan itu akan dijadikan lahan produktif yang mampu meningkatkan pendapatan para petani.
"Kami juga sudah disiapkan benih yang cocok untuk lahan rawa dan pasang surut yang kita teliti selama 2 tahun. Namanya benih infara 2 dan infara 3. Benih ini mampu menghasilkan produksinya 6 ton. artinya apa pendapatan petani bisa meningkat 500 persen. Inilah mimpi besar kita yang sudah menjadi kenyataan," katanya.