Disumbang 16.000 Ton Sampah, 12 PLTSa Bakal Beroperasi di RI

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 26 Februari 2019 11:07 WIB
Ilustrasi: Foto Okezone
Share :

Kehadiran perpres ini, kata Arcandra, bisa menetapkan nilai keekonomian jauh di bawah USD17 atau sekitar USD13 KWh dengan syarat penambahan tapping fee yang harus disediakan oleh pemda sesuai dengan kemampuan finansial mereka. Sisa kekurangan tapping fee tersebut nanti akan dibayar pe merintah pusat.

Pengembangan PLTSa juga didukung oleh perubahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019- 2028 yang diluncurkan awal tahun ini. Sesuai peta jalan tersebut pembangkit EBT bisa di bangun di luar perencanaan RUPTL asal kapasitasnya di bawah 10 mw.

“Ini jalur khusus sesuai diktum kelima,” kata dia.

Direktur Bioenergi pada Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Andriah Feby Misna menuturkan, saat ini pemerintah semakin memberikan perhatian terhadap pemanfaatan sampah sebagai salah satu sumber energi melalui penggunaan teknologi tertentu. Sampah yang di hasilkan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber energi yang bisa dikembangkan pemanfaatannya dan di perkirakan mampu menghasilkan potensi sekitar 2.000 mw.

“Kita menyadari sampah mempunyai potensi energi bio massa yang bisa kita konversikan menjadi energi lain. Salah satunya bisa menjadi listrik, tetapi juga tidak tertutup peluang untuk bisa kita manfaatkan menjadi biofuel,” kata dia.

Febby mengatakan, peningkatan pertumbuhan penduduk menyebabkan peningkatan volume sampah masyarakat, terbatasnya daya tampung, usia pakai tempat pembuangan akhir (TPA) yang ada, dan penetapan beberapa daerah sebagai daerah darurat sampah menjadi beberapa faktor pentingnya pengembangan sampah di Indonesia.

“Kalau kita melihat untuk sampah kota, itu ada sebesar 2.000 mw yang bisa kita bangkitkan dari sampah. Beberapa kota memang sudah memiliki jumlah sampah yang cukup besar,” katanya.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pemerintah tahun lalu terdapat sekitar 15 kota memiliki sampah dengan jumlah besar di antaranya DKI Jakarta dengan potensi sampah bisa mencapai 7.000 ton per hari, disusul Surabaya, Bandung, dan Bekasi.

“Kita sudah mempunyai komitmen agar bisa mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada 2030. Diharapkan dengan memanfaatkan sampah menjadi energi, maka kita bisa mengurangi penggunaan energi fosil, baik itu yang kita manfaatkan untuk energi listrik maupun untuk biofuel,” tutur Febby. (Nanang Wijayanto)

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya