JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku heran bila masih ada pihak-pihak yang mengklaim harga-harga pangan masih tinggi. Padahal, indikator harga tercermin dari angka inflasi yang terus terjaga rendah.
Menurutnya, klaim harga pangan yang masih tinggi di tengah rendahnya angka inflasi tidaklah berdasar. Lantaran, angka inflasi yang tiap bulannya dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencakup perhitungan harga yang disurvei dari berbagai pasar di Indonesia.
"Ini masyarakat yang mana? (mengeluh harga pangan masih mahal). Karena kan indikator inflasi itu kan BPS mensurvei pasar-pasarnya dan bukan hanya pasar modern, tapi juga pasar plosok-plosok juga," kata dia dalam acara Economic Outlook: Prospek Ekonomi di Tahun Politik, Hotel Westin, Jakarta, Kamis (28/2/2019).
Baca Juga: Pantauan BI: Terjadi Deflasi 0,07% hingga Minggu Ketiga Februari
Dia menjelaskan, indikator perhitungan yang dilakukan BPS bahkan kini semakin berkembang hingga lebih dari 800 komoditas yang disurvei dari sebelumnya 600 komoditas. "Sehingga kalau inflasinya berdasarkan indeks harga konsumen yang disurvei dari seluruh pasar-pasar dan 800 lebih komoditas, itu juga merepresentasikan indeks harga," kata dia.
Di samping itu, BI sebagai bagian dari Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) juga memiliki otoritas untuk merilis angka inflasi tersebut. Hal ini, dilakukan Bank Sentral dengan melakukan Survei Pemantauan Harga (SPH) komoditas di berbagai pasar di Indonesia melalui kantor perwakilannya.