MALANG - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendorong perbankan syariah di Kota Malang, Jawa Timur, menyalurkan modal usaha kepada sektor ekonomi kreatif khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo mengatakan penyaluran modal usaha bagi pelaku UMKM sektor kreatif tersebut dikarenakan sektor tersebut memiliki potensi ekonomi cukup besar, yang bukan hanya di Kota Malang, tapi seluruh Indonesia.
"Sektor ekonomi kreatif, untuk ke depannya memiliki pertumbuhan yang luar biasa. Saya rasa ini merupakan peluang untuk perbankan syariah menggandeng mereka," katanya dalam Temu Bisnis Perbankan Syariah, dikutip dari Harian Neraca, di Malang, yang dikutip Antara, Senin (4/2/2019).
Baca Juga: BI Sebut Layanan QR Code Belum Sesuai Standar Perbankan
Fadjar menyebutkan beberapa produk ekonomi kreatif yang bisa dilirik potensi untuk diberikan suntikan modal oleh perbankan syariah adalah sektor gaya hidup, kuliner, fesyen Muslim, dan seni kriya.
Potensi di Indonesia cukup besar, mengingat sebanyak 85 persen dari total penduduk yang ada merupakan Muslim. Menurut Fadjar, lembaga keuangan seperti perbankan syariah, akan bisa menyalurkan modal, pada saat para pelaku UMKM sektor ekonomi kreatif memiliki kapabilitas dan layak untuk diberikan pembiayaan atau permodalan. Tantangan dari pelaku usaha mikro, antara lain adalah terkait manajemen keuangan dan jaminan untuk mengajukan permodalan.
Baca Juga: Masifnya Digitalisasi Jadi Peringatan untuk Bank Kecil
Berdasarkan riset yang dilakukan Bank Dunia pada 2015, dari 100 persen aset UMKM yang ada di Indonesia, sebanyak 45% dalam bentuk benda bergerak atau berupa mesin dan peralatan, 33 persen dalam bentuk piutang atau tagihan, dan 22% dalam bentuk aset atau tanah.
"Lembaga keuangan, saat memberikan pinjaman, sebanyak 72% mensyaratkan jaminan berupa tanah dan bangunan, sementara 27% lainnya dalam benda bergerak," ujar Fadjar.
Berdasarkan data Bekraf, sumbangan dari sektor ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia berada pada angka Rp1.105 triliun, dengan sumbangan paling besar berasal dari sektor fesyen, diikuti oleh kuliner, dan lainnya. Pada 2016, sumbangan sektor ekonomi kreatif terhadap PDB telah dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yakni mencapai Rp922 triliun dan diperkirakan akan terus mengalami kenaikan kurang lebih mencapai Rp70 triliun tiap tahunnya.
(Feby Novalius)