Dia menjelaskan, realisasi neraca perdagangan Februari ini didorong turunnya laju impor yang tajam ketimbang penurunan laju ekspor. Di mana nilai impor sebesar USD12,20 miliar atau turun 18,61% dari Januari 2019 yang sebesar USD15,31 miliar.
Sedangkan ekspor pada Februari 2019 tercatat mencapai USD12,53 miliar. Realisasi ini mengalami penurunan 10,03% dari bulan Januari 2019 yang sebesar USD13,93 miliar.
"Memang meski ini surplus karena impornya turun tajam dan ekspornya turun, tapi ini tentu berita baik untuk mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2019 nanti," jelasnya.
Secara rinci, pria yang akrab disapa Kecuk ini menjelaskan, pada Februari 2019 sektor nonmigas yang masih mengalami surplus, sebaliknya migas mengalami defisit.