Perusahaan pun tumbuh cepat seperti namanya. Pada 1996, Yanai telah memiliki lebih dari 200 toko di seluruh Jepang. Dan produk paling populer yang mengangkat nama Uniqlo adalah jaket bulu yang dijual USD15 pada 1998. Diperkirakan satu dari empat orang di Jepang telah membeli jaket bulu Uniqlo pada tahun itu.
Antara tahun 2013 hingga 2018, ekspansi perusahaan Yanai terus berkembang pesat. Fast Retailing sekarang merupakan pengecer pakaian global terbesar ketiga, setelah H&M dan Inditex, perusahaan induk Zara, menurut MoneyWeek.
Berada di peringkat ketiga dunia, Yanai tidak ingin berpuas diri. Ia ingin Fast Retailing menjadi pengecer pakaian terbesar di dunia. Yanai selalu menyebut H&M dan Zara sebagai pesaing terbesar. Dan kepada Forbes Asia, ia menargetkan pendapatan perusahaan mencapai USD29 miliar pada tahun 2020.
Untuk mencapai kampiun, Yanai memadukan strategi konvesional dan digital. Ia ingin melebarkan jaringan tokonya di India, Vietnam, Denmark, dan Italia pada tahun ini. Selain itu, penggunaan kecerdasan buatan di toko-tokonya untuk meningkatkan pengalaman berbelanja pelanggan.
"Informasi dan inovasi digital akan menentukan pemenang. Dan disitulah kami harus berada," tegasnya.
Beberapa tokonya dilengkapi aplikasi kios UMood, sebuah kecerdasan buatan yang bisa menunjukkan kepada pelanggan beragam produk dan mengukur reaksi konsumen terhadap warna dan gaya melalui neurotransmitter.
Dengan reaksi dari konsumen, maka kios UMood akan merekomendasikan produk kepada pelanggan. Sistem ini dianggap bisa mengetahui bagaimana selera pelanggan akan setiap item produk pakaiannya.
Tidak hanya itu, tahun 2018 kemarin, Uniqlo meluncurkan toko GU Style Studio, toko khusus tempat pelanggan bisa mencoba pakaian dan memesan secara online untuk pengiriman nanti, menurut Japan Times.
Untuk melangsungkan kerajaan bisnis fashionnya, seperti saat dia muda, Yanai mulai melibatkan kedua puteranya dengan masuk di dewan direksi Fast Retailing.
"Saya harus menyiapkan tata kelola perusahaan untuk melanjutkan bisnis ketika saya absen. Meski tidak berarti mereka akan mengambil alih perusahaan. Mereka harus belajar," ujar Yanai ketika mempromosikan kedua puteranya pada Oktober 2018.
Kedua puteranya, Kazumi Yanai dan Koji Yanai, memulai karir dari bawah, hingga wakil presiden senior di Fast Retailing, sebelum dipromosikan ke dewan direksi.
Pada 2017, Yanai mengatakan kepada Nikkei Asian Review, bahwa ia akan mengundurkan diri sebagai presiden Fast Retailing ketika berusia 70 tahun,namun tetap sebagai ketua.
Melewati Februari 2019 hingga sejauh ini, belum ada pengumuman resmi tentang pengunduran diri Tadashi Yanai sebagai presiden perusahaan atau siapa yang akan menggantikannya.
(Rani Hardjanti)