JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan neraca perdagangan Indonesia hingga kuartal I 2019 mengalami defisit USD190 juta. Realisasi ini berbalik dari periode yang sama tahun 2019 di mana mengalami surplus USD314 juta.
Sepanjang Januari-Maret 2019 laju ekspor Indonesia tercatat USD40,51 miliar, turun 8,5% dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan laju impor tercatat USD40,70 miliar, turun 7,4% dari periode yang sama di 2018.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, kondisi defisit di kuartal I 2019 didorong defisit pada sektor migas. Di mana tercatat sebesar USD1,34 miliar.
Baca Juga: BPS: Neraca Perdagangan Maret 2019 Surplus USD540 Juta
"Sepanjang Januari-Maret 2019 Indonesia mengalami defisit, tapi tidak besar hanya USD190 juta. Disebabkan defisit di sektor migas," ujar dia dalam konferensi pers di Gedung Pusat BPS, Jakarta, Senin (15/4/2019).
Defisit migas ini sendiri, terdiri dari nilai minyak mentah yang mengalami defisit USD811 juta dan hasil minyak yang defisit USD2,86 miliar. Sebaliknya nilai gas mengalami surplus USD2,33 miliar.