Sementara itu, dari sisi nilai tukar rupiah, memang masih tertekan karena ekspor secara tahunan (year on year) 2019 turun 10,01 persen dibandingkan Maret 2018.
Baca Juga: Sri Mulyani Pede Kepercayaan Investor Akan Kembali Usai Pilpres
“Laporan neraca perdagangan surplus, tapi surplusnya semu karena ekspor secara year on year bisa berpengaruh terhadap valas di luar, tapi arus modal masuk yang saya kira masih cukup positif,” katanya.
Bhima menambahkan pergerakan nilai tukar rupiah tidak akan anjlok, yakni antara di level Rp14.000 hingga Rp14.100 per dolar AS.
Selama stabilitas keamanan terjaga, dia menuturkan, aktivitas pasar saham terutama investor asing akan tetap bergerak positif.
(Feby Novalius)