JAKARTA - Kepala Direktorat Proteksi Ekonomi Digital Badan Siber Sandi Negara (BSSN) Anton Setiyawan menyebut bahwa ada 232 juta serangan siber ke Indonesia selama 2018.
Hal itu dia ungkapkan pada acara CEO Talks bertemakan Global Fragilities, Risk Mitigation and Impact to Today’s Interconnected World di Hotel Westin, Kuningan, Jakarta Selatan.
"Hari ini saya mau menyampaikan bahwa ada 232 juta serangan siber masuk Indonesia. Di mana Indonesia yang terbesar terkena serangan siber di dunia. Tapi kita (Indonesia), juga yang paling banyak menyerang," ujarnya, Jumat (26/4/2019).
Baca Juga: Badan Siber dan Sandi Negara MoU dengan 8 Kota Terbitkan Sertifikat Elektronik
Dia menuturkan serangan siber ini merupakan risiko pada Internet of Thing (IoT) dan era digitalisasi. Maka itu, pihaknya ingin ekosistem di Indonesia harus diperkuat.
"Salah satu ekosistem yang harus diperkuat itu dengan adanya asuransi siber. Di mana asuransi siber ini sudah berjalan di Amerika Serikat sudah 80%. Dan di Indonesia harus diterapkan seperti ini," tutur dia.
Baca Juga: BSSN Berkomitmen Sinergitas dengan Keamanan Siber
Dia juga menambahkan bahwa serangan siber itu bermacam-macam, seperti serangan cyber crime dan cyber war. Di mana cyber crime ini bisa diasuransikan. Sedangkan cyber war masih belum bisa.
"Jadi, kami (BSSN) ini tugasnya melaksanakan keamanan siber secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan mengembangkan dan mengkonsolidasikan semua unsur yang terkait dengan keamanan siber," ungkap dia.
(Dani Jumadil Akhir)