Perkiraan jam puncak kepadatan kendaraan 16 persen dari total jumlah per hari, yakni sekitar 102 ribu kendaraan pada arus mudik dan 120 ribu kendaraan saat arus balik.
“Berbeda dari tahun sebelumnya, tahun ini arus balik lebih menjadi perhatian kita karena jumlahnya akan lebih banyak dari arus mudik. Hal ini dikarenakan jarak antara libur Hari Raya dengan masuk kerja lebih pendek. Jadi, perlu diperhatikan juga kelelahan saat arus balik lebih tinggi daripada arus mudik,” ujar Danang.
Sepanjang Jalan Tol Trans Jawa dari Merak hingga Probolinggo disediakan 55 tempat istirahat (rest area) yang terbagi menjadi 25 rest area tipe B dan 30 tipe A. Rest Area Tipe B dilengkapi fasilitas ATM Center termasuk untuk isi ulang kartu tol, toilet, warung, minimarket, mushola, restoran, ruang terbuka hijau, dan sarana parkir. Sementara untuk tipe A dilengkapi fasilitas yang sama dengan tipe B dengan tambahan klinik kesehatan, bengkel, dan SPBU.
Selain rest area, lanjut Danang, pemerintah juga menyiapkan Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) sebanyak 71 area, terdiri atas 35 di jalur A (Jakarta-Jawa Timur) dan 36 di jalur B (Jawa Timur-Jakarta).
“Jarak TIP di jalur A sekitar 20 Km, di jalur B sekitar 23 Km. Jarak terpanjang 52 Km di ruas Kertosono – Mojokerto. Ini juga harus menjadi perhatian pemudik terkait persiapan BBM dan bekal makanan atau minum,” tuturnya.
Kementerian PUPR bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) menyiapkan 159 gerbang tol mulai di ruas Tol Trans Jawa terdiri dari 1.341 gardu tol. Pembayaran dilakukan melalui sistem transaksi Non-Tunai (uang elektronik) dan integrasi sistem transaksi jalan tol.
Danang mengatakan, dua pekan sebelum Lebaran, Kementerian PUPR bersama Kementerian Perhubungan, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Kepolisian RI, BUJT dan lembaga terkait akan kembali berkoordinasi membahas persiapan mudik Lebaran, khususnya membahas skenario kemacetan di area gerbang tol, rest area, dan exit tol.
(Feby Novalius)