"Ada perbedaan antara ekspektasi pasar dan chief, dolar AS melemah di Asia itu pagi ini. Job report atau laporan pekerjaan kita lihat misalnya, sektor tenaga kerja memang cukup solid, kalau dilihat tingkat month-to-month (mtm), itu sangat rendah," ujarnya.
Dia menuturkan, inflasi di Amerika Serikat banyak memperkirakan jauh di bawah target, sehingga di antara member The Federal Open Market Committee (FOMC) tidak homogen dalam melihat hal tersebut.
"Menyebabkan di global melemah tetapi karena ada ketidakpastisn dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai kesepakatan perdagangan Amerika Serikat-China ancam produk China," tutur dia.
Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp14.297 per USD, Begini Respons BI