Produksi Rendah, Eagle High Plantations Rugi Rp254 Miliar

, Jurnalis
Rabu 08 Mei 2019 11:29 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

JAKARTA - Kuartal pertama tahun 2019, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mencatatkan rugi yang semakin besar seiring dengan melambatnya produksi kuartal I-2019.

"Produksi pada kuartal I-2019 adalah yang paling lambat, atau lebih lambat dari kuartal III-2018 dan kuartal IV-2018. Kondsi diperburuk dengan harga CPO yang juga belum pulih," kata Investor Relations Eagle High Plantations Sebastian dilansir Harian Neraca, Jakarta, Rabu (8/5/2019).

Dijelaskan Sebastian, kerugian yang melebar pada kuartal I-2019 karena produksi yang lebih rendah, sehingga penjualan menjadi lebih rendah. Pada kuartal I-2019, rugi BWPT senilai Rp254,09 miliar, melebar dari kuartal I-2018 senilai Rp76,4 miliar. Sementara itu, pendapatan perseroan hanya naik 1,32% menjadi Rp637,99 miliar pada kuartal I-2019.

 Baca Juga: Produksi Eagle High Plantations Naik 33% Jadi 1,8 Juta Ton

Pada kuartal I-2019, emiten perkebunan ini menjual stok 10% dari kuartal IV-2018 atau turun 40% dari kuartal III-2018. Dia mengungkapkan, perseroan mencatatkan pengeluaran yang lebih rendah, kendati begitu laba operasional masih tetap negatif. Sebagai informasi, perseroan sempat sesumbar kinerja tahun ini diyakini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Alasannya, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mulai merangkak naik. Kabar baik lain yakni karena prediksi permintaan bakal berada di atas permintaan. Selain itu, permintaan dari China diprediksikan naik tajam hingga 8%, setelah flat dalam beberapa tahun terakhir. Tengok sjaa, produksi tandan buah segar (TBS), CPO dan palm kernel oil pada Januari 2019 masing-masing sebesar 131.981 ton, 27.971 ton dan 4.289 ton, masing-masing naik 84,9%, 85% dan 78% dari Januari 2018.

 Baca Juga: BWPT Targetkan Produksi Tumbuh 30%

Peningkatan produksi ini, sejalan dengan peningkatan jumlah pohon kelapa sawit yang masuk usia prima. Pada tahun ini, BWPT mengalokasikan belanja modal senilai Rp150 miliar. Belanja modal tersebut akan digunakan untuk membangun 1 pabrik baru di Kalimantan Timur.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya