TANGERANG - Usai adanya polemik terkait laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) 2018. Garuda Indonesia mulai mengungkapkan detail kerjasama pihaknya dengan PT Mahata Aero Teknologi, terkait penyediaan layanan WiFi on-board yang dapat dinikmati secara gratis.
Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto mengatakan, pihaknya tak hanya ingin menunggu keuntungan perusahaan lewat penjualan tiket. Oleh karena itu, pihaknya bekerja sama dengan PT Mahata Aero Teknologi.
"Kerja sama yang diteken pada 31 Oktober 2018 ini mencatatkan pendapatan yang masih berbentuk piutang sebesar USD239.940.000 dari Mahata. Dari jumlah itu, USD 28 juta di antaranya merupakan bagi hasil yang seharusnya dibayarkan Mahata untuk PT Sriwijaya Air," tuturnya saat konfrensi pers di Hanggar 2 GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Rabu (8/5/2019).
Baca Juga: Kisruh Laporan Keuangan, Begini Penjelasan Garuda
Dia menjelaskan, pihaknya dengan Mahata Aero Teknologi akan meningkatkan pengalaman baru bagi pelanggan, sebagaimana penerbangan dunia sudah banyak yang menyediakan layanan WiFi on board
"Kita ingin menjadi pelopor airline yang diminati masyarakat kita berupa inovasi baru dan menampilkan, bahwa kita digital airline. Yang ingin kita tampilkan adalah Garuda punya WiFi on board," ucapnya.
Hingga kini direncakan, proses pemasangan layanan WiFi tersebut memerlukan sejumlah sertifikasi. Hal ini dikarenakan seluruh pesawat yang dioperasikan Garuda Indonesia adalah pesawat milik liasor.
"Saat ini yang sudah dapat izin itu semua jenis Airbus baik 330 dan 320, jadi semua siap dipasang. Memang baru satu A320 yang dipasang tetapi ke depan kita sudah pastikan," ungkapnya.
Pemasangan WiFi tersebut juga akan berlaku pada pesawat Garuda Group lainnya yakni, Citilink dan Sriwijaya Air. Untuk saat ini, baru ada satu pesawat Citilink yang dipasangkan WiFi.
"Citilink akan ada 15 pesawat yang dipasang tahun ini, ada sekitar 4-5 pesawat Garuda A330 yang akan dipasang dan sudah ditargetkan 10 pesawat 737 punya Garuda juga," paparnya.
Baca Juga: Polemik Laporan Keuangan Garuda, Mahata Bidik Untung USD1,5 Miliar
Sementara diketahui, dalam kerjasama ini pihaknya menyepakati konsep zero Investment dan revenue sharing. Tuduhan soal 'ghaibnya' perusahaan Mahata, ditepisnya dengan pernyataan bahwa perusahaan start up tersebut telah bekerjasama dengan sejumlah perusahaan multinasional.
"Mahata ini start up company tapi punya bisnis model yang bagus karena diakui secara internasional setelah kita telisik Mahata, bagian dari Mahata Global Group yang total bisnisnya USD640,5 juta. Dia (Mahata) memberikan bisnis model revenue sharing yang akan datang dari advertising mulai dari konektivitas WiFi, hiburan dan content management," jelasnya.
(Feby Novalius)