AS-China Saling Balas Tarif Impor, Begini Dampaknya ke RI

Koran SINDO, Jurnalis
Rabu 15 Mei 2019 11:31 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

JAKARTA – Persaingan Amerika Serikat (AS) dengan Republik Rakyat China (RRC) belum juga berakhir. Setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif bagi produk impor China mulai akhir pekan lalu, China melakukan langkah pembalasan.

Kementerian Keuangan China mengumumkan siap menaikkan tarif produk AS senilai USD60 miliar sebagai pembalasan. Kenaikan tarif ini rencananya berlaku pada 1 Juni mendatang. Beijing juga akan menaikkan tarif terhadap lebih dari 5.000 produk AS hingga 25%. Sementara produk lainnya akan dikenakan kenaikan tarif hingga 20%.

Sebelumnya, produk AS yang masuk ke China dikenakan bea masuk 5% hingga 10%. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Na sution mengatakan, situasi dunia global yang tidak kondusif akibat perang dagang berdampak pada negara-negara emer ging market atau negara berkembang seperti Indonesia.

Baca Juga: Kapan Perang Dagang AS-China Berakhir?

Memanasnya perang dagang an tara Amerika Serikat dan China menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan.

“Situasi internasional tidak kondusif. Kalau tidak kondusif, yang terjadi negara emerging mar ket dirugikan seperti tahun lalu,” ujarnya di Jakarta kemarin.

Menurut Darmin, neraca perdagangan Indonesia di perkirakan akan kembali defisit aki bat perang dagang pada April 2019. Namun, impor migas diperkirakan menyusut karena Pertamina akan memenuhi kebu tuhan dalam negeri berupa solar dan avtur.

“Itu berarti impornya akan mengecil, tapi ekspor crude oil akan turun. Pastinya neraca migas kita akan membaik ke depannya. Tapi kita rapat dulu dengan Pertamina dan ESDM,” tuturnya.

Baca Juga: Perang Dagang II, China Balas Kenakan Tarif Impor USD60 Miliar untuk Produk AS

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menilai, kegagalan perundingan AS dan China yang berujung saling balas menaikkan tarif atau memanasnya perang dagang sebenarnya sudah dapat ditebak ketika rilis data perekonomian AS kuartal I menunjukkan perbaikan ekonomi.

Seperti kita ketahui, pertumbuhan ekonomi AS jauh di atas ekspektasi mencapai 3,2%. Sementara inflasi terjaga dan pengangguran pada level terendah selama beberapa tahun terakhir. “Perbaikan ekonomi AS ini membuat Presiden Trump semakin percaya diri bahwa kebijakannya selama ini adalah benar, termasuk perang dagang,” katanya saat dihu bungi semalam.

Oleh karena itu, tidak mengagetkan kalau ke mudian AS mementahkan semua perundingan dengan menerapkan kenaikan tarif pada produk-produk China dari 10% menjadi 25% yang kemudian segera dibalas oleh China.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya