JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada April 2019 mengalami defisit USD2,5 miliar. Defisit ini menjadi yang terbesar selama BPS merilis data neraca perdagangan.
Ekspor Indonesia mencapai USD12,60 miliar atau turun 10,8% dibandingkan Maret 2019. Sedangkan impor sebesar USD15,10 miliar atau naik 12,25% dibanding Maret 2019.
Okezone pun merangkum fakta-fakta menarik terkait neraca perdagangan April 2019 yang disebut terbesar sepanjang sejarah, Senin (20/5/2019).
1. Dibanding Juli 2013, Neraca Perdagangan April 2019 Lebih Parah
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, laju ekspor Indonesia mencapai USD12,60 miliar atau turun 10,8% dibandingkan Maret 2019. Sedangkan impor sebesar USD15,10 miliar atau naik 12,25% dibanding Maret 2019.
"Jadi secara total, neraca perdagangan kita pada April defisit sebesar USD2,56 miliar. Tapi (defisit April 2019 terparah) yang ada betul. Defisit (terdalam) di Juli 2013 sebesar USD2,3 miliar. Tapi data lengkapnya saya tidak bawa," ujarnya.
2. Ekspor Anjlok
Pria yang akrab disapa Kecuk ini menyatakan, mengatakan, beberapa komoditas terpengaruh pada ekonomi global dan perang dagang yang kian memanas.
Baca Juga: Neraca Perdagangan Defisit USD2,5 Miliar, Menko Darmin: Sangat Lebar
"Migas dari bulan ke bulan turun 34,9%, ini terjadi karena nilai minyak mentah naik tapi hasil migas turun. Sektor pertanian (MtM) turun 70%," tuturnya.
Dengan demikian tercatat posisi Januari-April, total ekspor Indonesia sebesar USD53,2 miliar. Angka ini mengalami penurunan sebesar 9,39% dibandingkan periode yang sama di 2018.
"Untuk mayoritas ekspor Januari-April itu dari BBM dengan kontribusi 15%. Kemudian diikuti minyak dan hewan nabati 11%," ujarnya.
3. Impor Mulai Terkendali
Sementara itu, untuk laju impor pada April 2019 USD15,10 miliar. Dibandingkan Maret alami peningkatan 12,25%
"Dari sana bisa dilihat impor migas naik 46,9% dan non migas 7,88%. Kita tahu dekati Lebaran biasanya impor meningkat," ujarnya.
Namun, kata Kecuk, dibandingkan total impor periode yang sama di 2018 mengalami penurunan. Hal ini menjadi bukti adanya pengendalian impor untuk impor di April 2019.
Baca Juga: Neraca Perdagangan Defisit, BI: Dampak Ekonomi Global Melambat
"Total impor ini dibandingkan April, berarti ada penurunan. Jadi sebetulnya lebih kecil dibandingkan 2018," ujarnya.
Secara total dari Januari-April 2019, total impor mencapai USD55,77 miliar atau mengalami penurunan 7,24% dibandingkan periode yang sama di 2018.
4. Sri Mulyani Waspadai Defisit Neraca Perdagangan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menayatakan, defisif necara perdagangan ini harus diwaspadai. Sebab laju ekspor mengalami penurunan lebih dalam yakni 10,80% dari Maret 2019.
"Walaupun impornya kontraksi, tapi ekspor kontraksinya juga lebih dalam lagi. Jadi ini faktor dari ekspor yang sebetulnya mengalami pelemahan. Kita juga harus waspada," ujarnya.