Berbisnis Kopi, Perempuan Ini Kantongi USD4 Miliar dalam 18 Bulan

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 28 Mei 2019 07:55 WIB
Foto: Koran Sindo
Share :

Banjir bisnis eksponensial baru bermunculan, mengubah model bisnis tradisional menjadi model eksponensial dengan menambahkan lapisan digital, mendisrupsi industri dari ritel ke pendidikan ke perawatan kesehatan ke pabrik-pabrik. Saat ini Luckin Coffee memang masih membakar uang. Tujuannya tidak lain menjadi puncak rantai kopi top di China. Pada 2018 mereka merugi USD241 juta dan mendapatkan USD125 juta. Pada Januari 2019 Luckin Coffee telah menyajikan sekitar 90 juta cangkir kopi dan mengumumkan rencana untuk mencapai 4.500 toko pada akhir tahun, melampaui Starbucks sebagai rantai kopi terbesar di China.

Starbucks membuka toko pertamanya di Beijing pada 1999, memiliki 3.600 lokasi di negara itu; berencana untuk membuka 600 toko baru setiap tahun hingga tahun 2022 dan telah memperluas layanan pengirimannya. Tidak seperti kafe Starbucks yang ekspansif, yang mendorong Anda untuk bersantai, lebih dari 90% toko Luckin Coffee adalah toko penjemputan yang terletak di kawasan dengan lalu lintas tinggi seperti gedung perkantoran dan kampus. Toko tanpa uang tunai (pelanggan membayar menggunakan aplikasi Luckin) biasanya memiliki tempat duduk terbatas dan interior sederhana, memungkinkan Luckin Coffee menggunakan penghematan biaya.

Pesanan dalam aplikasi juga mengedepankan waktu pengiriman 18 menit atau kurang di kota-kota besar, dan perusahaan telah bermitra dengan perusahaan pengiriman makanan terbesar di China, Meituan Dianping, untuk menawarkan produk-produknya pada aplikasi. Jenny Zhiya Qian memiliki 20% kepemilikan di Luckin.

(Danang Arradian)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya