Lembaga itu juga memproyeksikan rasio utang pemerintah akan stabil selama beberapa tahun ke depan, merefleksikan proyeksi keseimbangan fiskal yang stabil. Fiskal defisit Pemerintah yang turun di tahun 2018, diharapkan tetap stabil dibawah 2% selama empat tahun mendatang.
Baca Juga: Utang Luar Negeri Tembus Rp5.503 Triliun di Kuartal I-2019
S&P juga memproyeksikan net general government debt tetap berada di bawah 30% dari PDB, mengingat defisit fiskal dan pertumbuhan nominal PDB yang konsisten. Selain itu, S&P meyakini beban utang luar negeri Indonesia masih sangat aman dikarenakan Indonesia masih sangat menarik bagi investasi langsung luar negeri (foreign direct investment/FDI), serta kuatnya akses Indonesia di pasar keuangan Internasional beberapa tahun belakangan ini meskipun terjadi gejolak dan ketidakpastian.
"Kenaikan peringkat utang Indonesia dari S&P pada posisi BBB dengan outlook stable tersebut menunjukkan kebijakan Pemerintah Indonesia selama ini sudah berada pada jalur yang tepat, di mana kebijakan defisit diambil untuk memberikan stimulus perekonomian melalui strategi countercyclical dalam rangka mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5%," papar dia.
Menurutnya, kenaikan ini juga menunjukkan kepercayaan lembaga internasional dalam hal ini lembaga pemeringkat kredit terhadap kinerja perekonomian Indonesia. "Kenaikan rating dari S&P ini diharapkan membawa dampak semakin meningkatnya FDI yang akan masuk ke Indonesia," tutupnya,
(Feby Novalius)