Proyek yang dibiayai oleh pinjaman ini dinilai akan memberikan manfaat kepada sekitar 12,5 juta orang di 13 kota di Indonesia. Berbagai instansi terkait perkotaan juga akan mendapatkan manfaat melalui perbaikan kapasitas dalam manajemen keuangan dan perencanaan perkotaan, serta integrasi yang lebih baik antara perencanaan pembangunan sosio-ekonomi dan spasial.
Baca Juga: Trump: David Malpass Orang yang Tepat Jadi Bos Bank Dunia
“Ini mendukung pemerintah kota mengintegrasikan perencanaan spasial dengan investasi modal akan membantu kota-kota menjadi pendorong kesejahteraan penduduk daerah perkotaan yang tumbuh dengan cepat di Indonesia,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas Rudy Prawiradinata.
Bank Dunia memang menyoroti Indonesia sebagai salah satu negara kontributor terbesar urbanisasi di dunia. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), populasi perkotaan Indonesia bertambah hampir 59 juta dari 2010 hingga 2018, setelah Tiongkok dan India.
Saat ini, 137 juta orang tinggal di kota-kota di Indonesia atau 54% dari populasi yang ada. Hingga tahun 2025, angka ini diperkirakan meningkat menjadi 68% dari populasi. Bank Dunia melihat karena adanya kesenjangan yang terus menerus pada infrastruktur dan masih sedikitnya perhatian terkait prioritas spasial dalam investasi infrastruktur, Indonesia belum mendapatkan manfaat penuh dari berbagai dampak positif urbanisasi tersebut.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)