Mendikbud menyampaikan, kalaupun ada data yang menunjukkan angka pengangguran SMK paling tinggi bila dibandingkan dengan pengangguran pada jenjang pendidikan yang lain, hal itu dikarenakan jumlah tamatan SMK memang paling besar bila dibandingkan dengan tamatan dari jenis dan jenjang pendidikan yang lain.
Dari data Kemendikbud, berdasarkan Instruksi Presiden No 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam rangka peningkatan sumber daya manusia Indonesia, pemerintah melalui Kemendikbud menerapkan lima langkah strategi revitalisasi SMK.
Lima langkah tersebut adalah membuat peta jalan pengembangan SMK, mengembangkan dan menyelaraskan kurikulum, memberikan pemenuhan guru kejuruan dengan pelaksanaan Program Keahlian Ganda, meningkatkan kerja sama sekolah dengan dunia usaha, industri, serta perguruan tinggi, dan meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi SMK.
Mengingat revitalisasi SMK sebagai salah satu program prioritas pemerintah, Kemendikbud telah merevitalisasi sebanyak 147 SMK Pariwisata, 312 SMK Pertanian, dan 219 SMK Kemaritiman. Selain itu saat ini terdapat 2.700 SMK yang telah bekerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) serta 870 SMK telah melakukan teaching factory dan technopark.
Guru besar Universitas Negeri Malang itu menjelaskan, fokus program revitalisasi SMK tahun ini ialah pemerintah akan mengurangi program-program keterampilan yang sudah jenuh. Selain itu prioritas revitalisasi SMK juga akan dikembangkan untuk wilayah pengembangan industri atau kawasan khusus yang saat ini sedang gencar dibangun pemerintah.
“Khususnya kawasan industri khusus yang baru, kawasan destinasi wisata, sentra-sentra pertanian pangan industri dan hortikultura, lalu pusat budi daya dan pengolahan hasil laut,” sebutnya.
Belajar dari Negara Maju
Pendidikan kejuruan di Finlandia dapat menjadi contoh sukses dalam mengurangi jumlah pengangguran pemuda. Sejumlah negara telah berhasil menjadikan pendidikan kejuruan sebagai salah satu tulang punggung perekonomian. Finlandia selama dekade terakhir telah membuat sekolah kejuruan semakin populer.
Menurut Direktur Kemitraan Pendidikan Omnia Mervi Jansson, lembaga pendidikan kejuruan dengan 10.000 pelajar menjadi cara sistematis Finlandia memperbaiki kualitas pendidikan kejuruan. Saat ini lebih dari 50% pemuda Finlandia memiliki program kejuruan dan lebih kompetitif bila dibandingkan dengan pendidikan umum. “Musim semi lalu, 70% pendaftar pendidikan kejuruan telah sukses bila dibandingkan dengan 94% pendidikan umum,” ungkap Jansson.