NEW YORK - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) sedikit melemah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor mencerna sejumlah data ekonomi utama yang beragam.
Klaim pengangguran awal AS naik secara tidak terduga minggu lalu, mencapai level tertinggi dalam tujuh minggu, yang menunjukkan melemahnya kekuatan pasar tenaga kerja negara itu. Demikian seperti dikutip Antaranews, Jakarta, Jumat (28/6/2019).
Departemen Tenaga Kerja melaporkan, untuk pekan yang berakhir 22 Juni, jumlah orang Amerika yang mengajukan permohonan untuk tunjangan pengangguran naik menjadi 227.000, meningkat tajam 10.000 dari minggu sebelumnya.
Baca Juga: Harga Minyak Kembali Mendidih Jelang Pertemuan OPEC dan G20
Di sisi lain, produksi domestik bruto AS (PDB) tumbuh pada tingkat tahunan 3,1% pada kuartal pertama setelah direvisi, kata Departemen Perdagangan.
Angka tersebut tetap tidak berubah dari estimasi bulan lalu, namun lebih tinggi dari 2,2% pada kuartal keempat 2018.
Secara khusus, pertumbuhan konsumsi pribadi ternyata lebih lemah setelah penyesuaian, sementara investasi, ekspor dan pengeluaran pemerintah direvisi lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Baca Juga: Investor Pantau Pertemuan KTT G20, Wall Street Bervariasi
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,03% menjadi 96,1858 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1373 dolar AS dari 1,1369 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2665 dolar AS dari 1,2688 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7004 dolar AS dari 0,6984 dolar AS.
Dolar AS dibeli 107,73 yen Jepang, lebih rendah dari 107,83 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9759 franc Swiss dari 0,9779 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3093 dolar Kanada dari 1,3115 dolar Kanada.
(Dani Jumadil Akhir)