Boeing menjelaskan dalam dokumen sekuritas bahwa FAA telah meminta per usahaan itu mengatasi perubahan software tentang kondisi pe ner bangan khusus yang tidak tercakup dalam perubahan software yang sudah dirilis perusahaan. Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) itu juga menjelaskan, pihaknya sepakat dengan keputusan dan perminaan FAA serta bekerja untuk mengatasi masalah itu.
“Boeing tidak akan menawarkan 737 MAX untuk sertifikasi oleh FAA hingga kami telah pusat seluruh persyaratan untuk sertifikasi MAX, dan pesawat itu aman untuk kembali beroperasi,” ujar Boeing dalam dokumen itu.
Pesawat Boeing menjadi pusat kecurigaan dan pengujian didesain untuk mengetahui berbagai cacat yang ada setelah proses sertifikasi beberapa tahun. Dua orang yang mengetahui masalah itu menjelaskan pa da Reuters bahwa FAA menguji pilot selama tes sim ulator pekan lalu yang menjalankan berbagai skenario untuk mengaktifkan sistem pencegah stall MCAS.
“Selama satu aktivasi, pesawat membutuhkan waktu lama untuk memulihkan sistem trimstabilizer yang digunakan untuk mengontrol pesawat,” ungkap sumber itu. Belum jelas apakah situasi yang mengakibatkan penurunan hidung pesawat tanpa perintah itu bisa diatasi dengan perbaikan software atau itu masalah mikroprosesor yang memerlukan penggantian hardware.
(Dani Jumadil Akhir)