4. Penurunan Impor Terbesar
Penurunan impor non migas terbesar Juni 2019 di bandingkan Mei 2019 adalah golongan mesin/pesawat mekanik sebesar USD399,6 juta (18,79%), sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan aluminium sebesar USD 143,2 juta (103,17%).
“Pergerakan impor hampir mirip dengan ekspor di mana ada libur panjang Lebaran pada Juli selama tiga tahun berturut-turut. Ini memengaruhi kinerja ekspor dan impor kita,” kata Suhariyanto.
Menurut penggunaan barang, barang konsumsi turun 33,57% secara bulanan, impor bahan baku/penolong turun 17,78% secara bulanan, dan barang modal turun 25,53%. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Juni 2019 mencapai USD80,32 miliar atau menurun 8,57% di banding periode sama tahun 2018.
5. Impor Januari-Juni
Sementara nilai impor kumulatif Januari-Juni 2019 sebesar USD82,26 miliar turun 7,63% dibandingkan periode sama tahun 2018. Dengan demi kian, Indonesia masih mencatat defisit sebesar USD1,93 miliar sepanjang 2019.
“Kita harap kinerja ini akan membaik hingga akhir tahun,” katanya.
6. Apa Kata Darmin?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, kinerja ekspor yang turun pada Juni 2019 disebabkan kondisi eksternal. Meski ekspor Juni 2019 turun, neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan surplus.
“Ekonomi dunia memang sedang melambat,” ujarnya.
Darmin mengatakan, neraca dagang Indonesia masih berpotensi surplus. Menurutnya, permasalahan neraca dagang migas yang selama ini menjadi hambatan sudah mulai teratasi.
“Pada Maret-April lalu itu benar-benar urusan migas. Sebenarnya yang membuat neraca perdagangan kita positif atau negatif banyak sekali,” tuturnya.
(Feby Novalius)