JAKARTA - Institut for Development of Economics (Indef) mengkritisi rendahnya angka investasi Indonesia, karena masih berada di kisaran 5%. Investasi seperti dikatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi salah satu instrumen pertumbuhan ekonomi karena bisa membuka peluang kerja yang seluas-luasnya.
“Salah satu yang kita kritik adalah realisasi investasi,” ujarnya Ekonom Senior Indef Didik J Rachbini dalam sebuah diskusi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (16/7/2019).
Baca Juga: Investasi dan Permintaan Pasar Domestik Diprediksi Landai di Semester II-2019
Sebagai informasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang triwulan pertama 2019 mencapai Rp195,1 triliun. Angka tersebut naik 5,3% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp185,3 triliun.
Capaian tersebut terdiri atas realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp87,2 triliun. Sementara penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp107,9 triliun.
Baca Juga: Pertemuan Jokowi-Prabowo Beri Signal Positif bagi Pelaku Pasar
Pertumbuhan PMDN pada triwulan pertama 2019 meningkat 14,1% dari Rp76,4 triliun pada triwulan pertama 2018 menjadi Rp87,2 triliun. Sedangkan realisasi PMA pada triwulan pertama 2019 turun 0,9% menjadi Rp107,9 triliun dibanding triwulan pertama 2018 sebesar Rp108,9 triliun.