Sripeni mengakui tidak mudah untuk normalisasi sistem kelistrikan. Sebab dalam ada dua hal yang harus saling beroperasi, sehingga harus menunggu arus listrik dari setiap pembangkit.
“Jadi jaringan sudah cukup siap, pembangkitnya satu per satu masuk. kecepatan pembangkit masuk dan kemudian mendistribusikan dari 500 KV (Kilo volt) turun 150 (kv), turun kemudian 20 KV sampai ke pelanggan, itu ternyata memerlukan waktu dalam pendistribusiannya,” lanjutnya.
Apalagi untuk pembangkit yang sudah padam, untuk mengoperasikannya butuh waktu sekitar 8 jam. Oleh karena itu perlu persiapan yang sangat matang untuk kembali menormalkan sistem.
“Inilah lah yang menjadi takes time, memerlukan waktu. Salah satu proses yang sederhana adalah proses yang di sini tadi,” sambungnya.
(Feby Novalius)