JAKARTA - Sejak beroperasi pada 1 Januari 2014, kinerja keuangan Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus sakit dari tahun ke tahun. Pada tahun lalu, defisit BPJS Kesehatan tercatat sebesar Rp9,1 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa asuransi di Indonesia memang masih sangat kurang. Di mana masih banyak warga negara Indonesia yang mengganggap asuransi bukan hal yang penting.
"Contohnya kayak ibu saya sendiri. Saat ibu masih hidup, saya menyarankan agar ikut program asuransi. Tapi justru sarannya ditolak. Ibu saya bilang 'selama ini kita selamat dan saya enggak pernah beli asuransi'. Asuransinya dari gusti Allah," ujar dia pada acara Breakfast Forum Iluni FEB UI di Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Baca Juga: Menko PMK: Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Tengah Dimatangkan
Sri Mulyani menjelaskan bahwa kesadaran untuk ikut asuransi di Indonesia masih sangat rendah. Padahal Indonesia adalah negara ring of fire yang sangat rentan terjadi bencana alam dan orang Indonesia lebih memilih beli pulsa ketimbang bayar premi asuransi.
"Kita lebih sering membeli pulsa dari pada beli BPJS Kesehatan. Jadi kita lihat rumah tak diasuransikan, mobil tak diasuransikan dan, kesehatan juga tidak," kata dia.
Baca Juga: Defisit BPJS Kesehatan Bisa Rp28 Triliun, Sri Mulyani Endus Adanya Kecurangan