Saham sebagai Investasi Jangka Panjang yang Menarik

, Jurnalis
Sabtu 10 Agustus 2019 09:34 WIB
Ilustrasi: Pergerakan IHSG (Foto Shutterstock)
Share :

Ada beberapa alasan mengapa investor harus sedikit bersabar untuk tidak segera merealisasikan kerugian ketika pasar sedang turun. Pertama, gejolak yang terjadi di pasar saham merupakan konsekuensi atau refleksi dari kondisi ekonomi yang sedang terjadi.

Ketika kondisi pulih, pasar akan segera bangkit kembali. Kedua, ketika nilai investasi turun hingga 50% masih dalam bentuk potensi kerugian jika investor bertahan untuk tidak melepas kepemilikan.

Tetapi, jika investor memutuskan untuk melakukan cut loss atau penjualan ketika nilai investasi turun, maka yang terjadi adalah kerugian nyata (realized loss) sebesar 50%.

Bila investor memutuskan untuk pindah ke jenis investasi lain, misalnya deposito, maka perlu dipikirkan berapa lama nilai investasi yang telah mengalami penurunan nilai sebesar 50% tersebut, untuk bisa kembali ke nilai awal.

Artinya, jika investasi awal kita sebesar 100, dan berkurang menjadi 50, maka untuk mengembalikan nilai tersebut ke modal awal sebesar 100, dibutuhkan keuntungan (imbal hasil) investasi sebesar 100%.

Ketiga, saat kondisi pasar sedang turun, investor justru punya lebih banyak kesempatan untuk membeli saham-saham blue chip di harga yang sedang murah, sehingga yang sebaiknya justru dilakukan adalah sebaliknya, membeli saham-saham yang sedang murah tersebut sehingga memperoleh lebih banyak lot saham yang dapat dimiliki.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya