JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyiapkan dana kompensasi sebesar RP865 miliar untuk pelanggan yang terkena dampak mati lampu beberapa waktu lalu. Kompensasi disiapkan karena banyaknya masyarakat hingga industri yang merugi akibat padamnya listrik PLN.
Okezone merangkum fakta-fakta menarik soal dampak mati lampu hingga kerugian masyarakat hingga industri, Sabtu (10/8/2019):
1. Banyaknya Laporan Kerugian dari Masyarakat
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen & Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) memanggil Direksi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Pemanggilan menyusul terjadinya pemadaman listrik secara serentak yang terjadi pada Minggu 4 Agustus 2019 hingga Senin kemarin.
Direktur Jenderal PKTN Kementerian Perdagangan Veri Anggrijono mengatakan, pemanggilan menindaklanjuti banyaknya laporan masyarakat yang merasa dirugikan akibat pemadaman tersebut. Oleh karena itu, pihaknya ingin mendengar langsung penyebab dari padamnya listrik PLN beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Dahlan Iskan Pertanyakan 'Kopassus' PLN, Ternyata Sudah Berubah Jadi Pasukan Elit PDKB
Baca Juga: Dituding Jadi Penyebab Separuh Jawa Mati Listrik, Pohon Sengon Punya Sederet Manfaat Lho
"Kami menindaklanjuti laporan masyarakat soal pemadaman listrik kemarin, soal bagaimana kami (pelanggan) sudah bayar listrik tapi padam," ujarnya.
2. Hitungan Kompensasi PLN
Direktur Regional PLN Jawa Bagian Barat Haryanto mengatakan PLN akan mengikuti peraturan yang tertuang dalam peraturan menteri ESDM nomor 27 tahun 2017 terkait kompensasi maupun pada undang-undang perlindungan konsumen. Adapun kompensasi yang diberikan adalah sekitar Rp865 miliar.
Angka kompensasi itu akan diberikan kepada sekitar 22 juta pelanggan terdampak pemadaman listrik di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
Saat ini, kata Haryanto, PLN sedang melakukan pendataan hingga penghitungan kompensasi serta akan melakukan sosialisasi kepada pelanggan terkait mekanisme kompensasi.
"Insya Allah nanti akan kita berikan kompensasi langsung kepada rekening Agustus yang akan dibayar bulan September," kata Haryanto.
Baca Juga: Listrik Padam 2 Hari, Dahlan Iskan: ke Mana 'Kopassus' PLN?
"Kami komitmen berikan kompensasi kepada pelanggan yang terdampak langsung akibat gangguan pada Ahad dan Senin sesuai ketentuan berlaku," ucapnya.
3. Kerugian Industri Pertrokimia Rp375 Miliar
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan total kerugian industri petrokimia mencapai USD25 juta atau setara Rp375 miliar akibat pemadaman listrik PLN sejak Minggu 4 Agustus 2019.
“Kami terpaksa emergency shut down semua. Untuk seluruh industri petrokimia di Banten dan Jawa Barat terkena semua tanpa terkecuali,” kata Fajar.
Fajar memaparkan, prosedur pematian mesin secara tiba-tiba harus dilakukan saat aliran listrik terputus, demi keamanan.
“Prosedur selesai dilakukan hingga pukul 03.00 pagi, kemudian sekarang sedang proses cleaning. Setelah selesai, baru butuh tiga hari untuk start up kembali,” tandas Fajar.
4. Kerugian Industri Tekstil
Sekretaris Umum API Jabar Kevin Hartanto memaparkan, yang paling terdampak adalah industri tekstil di mana seluruh unit produksi mengalami gangguan dan ketidakseimbangan.
Sejumlah tenaga kerja bahkan terpaksa diliburkan meski upah harus tetap dibayarkan, di samping terjadi kerugian bahan baku dan kerusakan mesin.
Dia mencontohkan divisi benang yang kemarin tengah memintal dilaporkan banyak kejadian benang putus, di mana membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyambungkan kembali.
Sementara di sektor pertenunan, gangguan membuat proses produksi barang grade A turun menjadi grade B.
“Harga jual jadi turun sudah pasti, belum banyak komponen mesin rusak, di pencelupan obat celup terbuang percuma, ini kerugiannya besar sekali, bayangkan seluruh industri terdampak,” katanya.
Bahkan, meski listrik sudah nyala, produksi belum sepenuhnya normal karena pengusaha masih diliputi ketidakpastian, mengingat pemadaman bergilir yang dilakukan PLN menurut dia membuat jadwal pekerja menjadi tidak pasti.
5. Pengusaha Minta Ganti Rugi
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyebut pemadaman listrik yang terjadi mengganggu produktivitas seluruh industri, mulai dari ritel, telekomunikasi, e-commerce, manufaktur hingga properti, khususnya pergudangan dan akan melakukan konsolidasi internal terkait pengajuan ganti rugi.
“Semua usaha yang berjalan jadi perlu mengaktifkan genset dalam waktu lama dan ini mahal karena genset menggunakan bahan bakar, sektor jasa dari perbankan, telekomunikasi sampai transportasi online juga tidak bisa melayani,” kata Wakil Ketua Kadin bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani.
Shinta mengatakan Kadin masih mengkalkulasi kerugian lebih lanjut dari pelaku manufaktur dan produsen komoditas yang mudah hancur dan harus disimpan dalam titik beku.
6. MRT Rugi Rp507 Juta
MRT Jakarta diperkirakan mengalami kerugian sebesar Rp507 juta akibat mati listrik di DKI Jakarta. Hal itu berdasarkan penghitungan dari aspek reputasi, moril, dan financial bagi MRT Jakarta dan para penggunanya.
7. Penjual Ikan Hias Merugi
Sejumlah penjual ikan hias mengeluh rugi akibat dampak dari pemadaman listrik di wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Salah satunya penjual ikan hias dan Aquascape di Jalan Raya Citayam, Depok, Jawa Barat.
Amir Nasution (38), seorang penjual ikan hias mengatakan, dampak dari pemadaman listrik yang terjadi membuat dirinya merugi lantaran banyak ikan hias miliknya mati. Sebab, pemadaman listrik itu terjadi di hari libur Minggu, di mana hari itu biasanya menjadi hari panen bagi para pedagang ikan hias.
"Pengaruhnya pasti ada namanya dagang di hari minggu kan hari panen istilahnya, dampaknya di malamnya biasanya ramai ini karena gelap jadi sepi pembelinya," kata Amir kepada Okezone.
Dia menuturkan, pengaruh listrik dengan matinya ikan- ikan yang berada di akuarium disebabkan karena hilangnya oksigen yang dihasilkan dari mesin dan filter oksigen. Dia menjelaskan bantuan oksigen di dalam akuarium sangat dibutuhkan oleh ikan-ikan terutama yang riskan terhadap penyakit.
(Feby Novalius)