Dolar AS Menguat di Tengah Kekhawatiran soal Ekonomi Eropa

, Jurnalis
Kamis 15 Agustus 2019 08:03 WIB
Dolar dan Euro (Reuters)
Share :

NEW YORK - Kurs dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor khawatir tentang perlambatan ekonomi di Eropa.

Jerman, mesin ekonomi di Uni Eropa, baru saja mengumumkan bahwa produk domestik bruto (PDB) negara itu mengalami kontraksi 0,1 persen pada kuartal kedua 2019.

Banyak analis mengaitkan penurunan pertumbuhan di Jerman dengan ketegangan perdagangan antara ekonomi-ekonomi utama dunia, karena ekonomi Jerman sangat bergantung kepada ekspor.

 Baca juga: Dolar Ditutup Melemah Terhajar 6 Mata Uang Lainnya

Mengutip laman antaranews, Jakarta, Kamis (15/8/2019), data menunjukkan ekonomi zona euro melambat ke tingkat pertumbuhan 0,2 persen pada kuartal kedua, menurut Eurostat.

Mata uang safe haven diuntungkan oleh ketakutan investor akan resesi global yang membayangi, dan melarikan diri ke aset-aset yang dianggap aman.

 Baca juga: Dolar AS dan Poundsterling Kompak Alami Pelemahan

Inversi kurva imbal hasil (yield) - ketika perbedaan antara imbal hasil surat utang pemerintah bertenor dua tahun dan 10 tahun turun di bawah nol - adalah indikator resesi yang akan datang.

Pendinginan kurva terbalik yang dikirim melalui pasar global diperparah oleh data lemah dari China dan Jerman dan memudarnya optimisme terkait perundingan perdagangan AS-China pada Selasa (13/8/2019).

 Baca juga: Dolar AS Menguat Tipis di Tengah Penguatan Yuan China

"Ada banyak malapetaka dan kesuraman menyebar ke seluruh dunia," kata John Doyle, wakil presiden untuk transaksi dan perdagangan di Tempus Inc di Washington seperti dikutip oleh Reuters. Kurva imbal hasil AS "adalah indikator resesi utama. Jerman, Italia, dan Inggris kemungkinan menuju resesi. Data Tiongkok hari ini sangat buruk."

​​​​

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya