NEW YORK - Harga minyak naik pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), mengakhiri penurunan beruntun selama empat hari, karena investor menunggu data persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS), meskipun kenaikannya dibatasi oleh kekhawatiran tentang resesi dan ketidakpastian atas kesepakatan dagang AS-China.
Patokan global, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober naik USD0,81 atau 1,4% menjadi ditutup pada USD59,51 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, naik USD1,29 atau 2,4% menjadi menetap pada USD54,93 per barel di New York Mercantile Exchange,
Baca Juga: Harga Minyak Anjlok 1% Tertekan Pasokan Iran
Harga-harga memperpanjang kenaikan dalam perdagangan pasca-penyelesaian, dengan Brent menyentuh tertinggi USD59,88 dan WTI mencapai USD55,45, setelah data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun lebih dari yang diperkirakan.
Stok minyak mentah AS turun tajam pekan lalu karena impor turun, anjlok 11,1 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi untuk penarikan 2,0 juta barel. Laporan mingguan pemerintah AS baru akan dirilis Rabu pagi waktu setempat.
Baca Juga: Harga Minyak Jatuh Akibat Perang Dagang, Brent Sentuh Level USD59,34/Barel
Pengurangan dalam persediaan di tengah berjalannya penyulingan yang kuat memberi kekuatan pada harga minyak mentah, mengungguli kekhawatiran bahwa ketegangan perdagangan dapat membebani permintaan, kata Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka di Mizuho di New York.