Cerita Hidupnya Industri Penerbangan di Tangan BJ Habibie

Fakhri Rezy, Jurnalis
Rabu 11 September 2019 22:05 WIB
BJ Habibie (Foto: Okezone)
Share :

Filosofi ini mengajarkan bahwa dalam membangun pesawat tidak selalu dimulai dari komponen, tetapi secara langsung mempelajari akhir dari proses (pesawat yang sudah dibangun), kemudian membalikkan melalui fase pembuatan komponen. Fase transfer teknologi dibagi menjadi:

- Fase pemanfaatan teknologi / Program Lisensi yang ada

- Fase Integrasi Teknologi

- Pengembangan Teknologi Fase, dan

- Fase Penelitian Dasar.

Sasaran fase pertama adalah penguasaan kemampuan manufaktur, dan pada saat yang sama memilah dan menentukan jenis pesawat yang memenuhi kebutuhan domestik; hasil penjualan digunakan untuk mendukung kemampuan bisnis perusahaan. Ini dikenal sebagai metode pembuatan progresif.

Fase kedua ditujukan untuk menguasai desain serta kemampuan manufaktur. Fase ketiga ditujukan untuk meningkatkan kemampuan desain diri. Fase keempat ditujukan untuk menguasai ilmu-ilmu dasar dalam rangka mendukung pengembangan produk-produk baru yang unggul.

IPTN kini menjual kemampuan tingginya di bidang teknik – dengan menawarkan desain untuk menguji layanan aktivitas, manufaktur, komponen pesawat dan non-pesawat serta layanan purna jual.

Dalam hubungan inilah nama IPTN telah diubah menjadi PT DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) atau Indonesian Aerospace disingkat IAe yang secara resmi diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid, di Bandung pada 24 Agustus 2000.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya