JAKARTA – Pengerjaan proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya memasuki babak baru. Proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) itu memulai tahap studi awal.
Ini merupakan sebuah kemajuan dari proyek andalan Jokowi. Pasalnya, sejak 2017, proyek ini masih berkutat pada pra kajian alias feasibility study (FS).
Baca Juga: Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya Bakal Ancam Bisnis Garuda Cs
Dimulainya studi awal ini ditandai dengan penadatanganan Summary Record on Java North Line Upgrading antara pemerintah Indonesia dengan Jepang yang dilakukan pada malam hari ini.
Penandatanganan dilakukan oleh Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri dan Direktur Jembatan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Iwan Zarkasih dari Pihak Pemerintah Indonesia. Sedangkan dari pihak Jepang dilakukan oleh Direktur Urusan Ekonomi Kedutaan Besar Jepang untuk Republik Indonesia Tadayuki Miyashita dan Perwakilan Senior Badan Kerja Sama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency/JICA) Kawabata Tomoyuki.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Summary Record merupakan rumusan yang berisi kesepakatan kedua belah pihak terkait beberapa hal teknis seperti lebar jalur, jenis konstruksi, sistem persinyalan, desain kecepatan dan jenis sarana perkeretaapian (rollingstock). Artinya kajian awal tersebut harus berada dalam lingkup kesepakatan di atas.
Tak hanya itu, kajian awal ini juga menyangkut pada tahapan Konstruksi, Sterilisasi Ruang Milik Jalur Kereta Api (Rumija) dengan pembangunan perlintasan tidak sebidang, baik berupa flyover, underpass dan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), Pemberdayaan industri kereta api nasional atau konten local (local content) dan Skema pembiayaan proyek melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Baca Juga: Proyek Kereta Jakarta-Surabaya, Menko Luhut Lebih Pilih Jepang
Menurut Budi, rumusan tersebut sangat penting bagi kelancaran tahapan selanjutnya dari Proyek Peningkatan Kecepatan KA Jakarta – Surabaya yaitu pelaksanaan Preparatory Survey oleh Tim JICA yang dijadwalkan akan selesai pada bulan Oktober 2020.
“Dalam time table butuh waktu Juni 2019-oktober 2020 untuk survei. Diharapkan Mei 2020 JICAkasih hasil studi awal. Diharapkan ada mapping untuk pembebasan tanah lebih awal,” ujarnya dalam acara penandatanganan Summary Record di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (24/9/2019).