JAKARTA - Ekspor produk perikanan Indonesia masih kalah dibandingkan negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand. Berdasarkan data, ekspor ikan Vietnam tahun lalu mencapai USD8,9 miliar, sementara Indonesia baru memproyeksikan USD5,9 miliar pada 2020.
Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti, hal itu disebabkan tarif ekspor ikan dari Indonesia ke Eropa dikenakan biaya 20%. Sedangkan kedua negara (Thailand dan Vietnam) sudah dibebaskan tarifnya jadi 0%.
Baca Juga: Menteri Susi Lepas Ekspor 15.000 Kg Gurita ke Jepang
Secara harga tentu produk Indonesia kalah bersaing dibandingkan ikan asal Vietnam ataupun Thailand. Sebab produk ikan Indonesia kena tarif 20% lebih mahal dibanding negara tersebut.
"Kita kalah harga. Harga kita ditambah 20% jadi kalau ekspor ke Uni Eropa kita harus lewat Vietnam karena tarifnya 0%," ujarnya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (14/10/2019).
Menurut Susi, negara-negara uni Eropa ini sengaja memberikan tarif 20% karena Indonesia dianggap sebagai negara kaya. Pasalnya Indonesia tergabung dalam organsiasi G20 sedangkan Thailand dan Vietnam tidak
"Kena tarif 20% karena kita G20. Kalau Timor Leste (bukan G20) kan 0%," ucapnya.
Baca Juga: Ekspor Nikel Dilarang, Apa Dampaknya ke Neraca Dagang?
Ke depannya, Susi akan terus meminta kepada Uni Eropa untuk membebaskan tarif ekspor ikan asal Indonesia. Karena tidak adil jika hanya kedua negara tersebut yang dibebaskan tarifnya.