Hong Kong Resmi Resesi, Negara Lain Menyusul?

Adhyasta Dirgantara, Jurnalis
Jum'at 01 November 2019 20:19 WIB
Hong Kong Resesi (Foto: Shutterstock)
Share :

Para pengunjuk rasa marah pada apa yang mereka lihat sebagai meningkatnya campur tangan Beijing di kota yang dikuasai China itu. China menyangkal campur tangan dan menuduh pemerintah asing, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, yang justru menimbulkan masalah.

Maka dari itu, Carrie Lam memperingatkan pada hari Selasa bahwa pertumbuhan setahun penuh tersebut bisa saja berkontraksi.

Hampir semua mesin pertumbuhan di pusat keuangan Asia macet selama musim panas ketika toko-toko tutup untuk menghindari bentrokan antara polisi anti huru hara dan pengunjuk rasa, sementara perang perdagangan AS-China semakin intensif. Hong Kong adalah salah satu tujuan wisata paling populer di dunia dan pelabuhan kontainer yang ramai.

Penjualan ritel yang turun paling banyak dari tahun-ke-tahun yaitu pada Agustus. Selain itu, jumlah wisatawan yang datang juga turun secara parah. Terakhir kali terjadi ketika Sindrom Pernafasan Akut Parah melanda Hong Kong pada 2003.

Pekan lalu, pemerintah mengumumkan langkah-langkah bantuan sebesar HKD2 miliar (USD255 juta) untuk mendukung perekonomian, khususnya dalam industri transportasi, pariwisata dan ritel. Ini juga mendesak pemilik tanah untuk memotong harga sewa untuk bisnis yang kesulitan.

Tetapi tidak ada jaminan Beijing akan datang untuk menyelamatkan Hong Kong seperti yang telah dilakukan selama penurunan sebelumnya, kadang-kadang melonggarkan pembatasan pengunjung daratan untuk meningkatkan pariwisata.

“Tidak ada penyelesaian permasalahan uang untuk Hong Kong, selamanya," kata seorang ekonom independen yang berbasis di Shanghai Andy Xie.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya