JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, keuangan syariah Indonesia masih sangat rendah dan tertinggal dari Malaysia. Oleh sebab itu, Indonesia bakal belajar dari Malaysia untuk bisa mendorong keuangan syariah bisa berkembang pesat.
"Indonesia akan belajar dari Malaysia, bagaimana mereka bisa berhasil," ujarnya dalam acara The 14th IFSB Board Summit di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Baca Juga: Taktik BI Tingkatkan Ekonomi Syariah di Tengah Ketidakpastian Global
Dia mengakui, keuangan syariah Indonesia masih terbatas dan memang berkembang terlambat. Di tandai dengan mulai berkembang di tahun 1980-an, hingga kemudian lahir Undang-Undang tentang Perbankan Syariah di tahun 1998.
Sementara, instrumen sukuk global baru berkembang pada 10-15 tahun lalu, sedangkan asuransi syariah bahkan baru berkembang beberapa bulan belakangan ini.
Berbeda dengan Malaysia, di mana keuangan syariah sudah mulai berkembang sejak tahun 1963-an. Ditandai dengan berdirinya Tabung Haji Malaysia, sebagai dasar berkembangnya konsep Keuangan Syariah dan Perbankan di Negeri Jiran tersebut.