JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pada bulan November 2019 terjadi inflasi sebesar 0,18% (month to month/mtm). Hal tersebut berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan BI.
Baca Juga: BI Catat Inflasi Minggu Pertama November Capai 0,1%
Angka perkiraan itu lebih terkendali dari realisasi laju inflasi di November 2017 yang sebesar 0,27%. Namun, lebih tinggi bila dibandingkan dari realisasi laju inflasi di Oktober 2019 yang sebesar 0,02%.
"Berdasarkan pemantauan BI, inflasi November sebesar 0,18% dan secara tahunan 3,04% yoy (year on year)," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Kantor Pusat BI, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Baca Juga: Inflasi Oktober 0,02%, Ini Catatan dari BI
Dia menjelaskan, inflasi November disumbang oleh komoditas bawang merah sebesar 0,08% dan daging ayam sebesar 0,05%. Di sisi lain, cabai menjadi komoditas penyumbang deflasi yakni cabai merah sebesar 0,07% dan cabai rawit 0,02%.
Perry menyatakan, angka tersebut menunjukkan inflasi di bulan November masih rendah, terjaga sesuai sasaran BI yang sebesar 3,5% plus minus 1%. "Biasanya kan menjelang akhir tahun, di November itu tinggi," imbuh dia.
Oleh sebab itu, pihaknya meyakini hingga akhir tahun inflasi Indonesia akan terjaga di 3,1%. Di mana pada Desember 2019 akan mengalami kenaikan inflasi lebih tinggi dari sebelumnya, sesuai dengan pola musiman.
"Jadi kalau ada kenaikan inflasi di November dan Desember itu sesuai pola musiman. Kami meyakini inflasi masih rendah dan terkendali akhir tahun 3,1%," kata dia.
(Dani Jumadil Akhir)