Sesuai Visi Jokowi, 326 Perusahaan Manufaktur Siap Terapkan Industri 4.0

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Senin 09 Desember 2019 20:34 WIB
Industri 4.0 (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah membuat INDI 4.0 yang menjadi indeks acuan untuk mengukur tingkat kesiapan industri manufaktur menuju revolusi industri 4.0. Hasil sementara dari INDI 4.0, sebanyak 326 perusahaan manufaktur telah melakukan assessment dan bersiap untuk bertransformasi menuju revolusi industri 4.0.

“Hal ini menunjukkan manufaktur mulai sadar dengan revolusi industri 4.0 sesuai dengan visi Presiden Jokowi yang dicanangkan pada April 2019 saat peluncuran making Indonesia 4.0. Kondisi ini juga mendorong adopsi yang lebih cepat untuk cloud computing, artificial intelligence, machine learning, dan IoT,” kata Chairman Aptiknas DKI Jakarta Franky Christian dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (9/12/2019).

Baca Juga: Kecerdasan Buatan Marak di Dunia Usaha, Ini Plus Minusnya

Saat ini, manufaktur Indonesia mulai gencar mengadopsi teknologi digital terbaru dalam revolusi industri 4.0 terutama aritificial intelligence, machine learning, dan internet of things (IoT) yang semua berbasis cloud.

Teknologi digital terbaru itu digunakan untuk menopang inovasi manufaktur sehingga meningkatkan efisiensi sekaligus menggenjot produktivitas, serta mampu mengatur skalabilitas produksi untuk mencapai fleksibilitas dan kegesitan operasional.

Baca Juga: Revolusi Industri 4.0, Lompatan Besar Sektor Manufaktur


Berdasarkan riset perusahaan teknologi informasi, Gartner IoT Forecast Tools 2018, akan ada 153 ribu benda yang akan terkoneksi dengan IoT di Indonesia hingga 2020. Pertumbuhan IoT di Indonesia mencapai rata-rata majemuk (compounded annual growth rate/CAGR) sebesar 19% sampai akhir 2022.

Chaiman Asosiasi Big Data & AI Indonesia Rudi Rusdiah menilai penggunaan artificial intelligence, machine learning, dan IoT yang marak di sektor manufaktur di Indonesia tidak lepas dari berbagai tantangan ke depan. Salah satu tantangan itu adalah sumber daya manusia (SDM) yang membutuhkan keahlian tertentu.

“Adopsi teknologi digital terbaru seperti artificial intelligence, machine learning, dan IoT makin tumbuh pesat di sektor manufaktur di Indonesia. Hal ini merupakan kelanjutan dari sistem otomasi di sektor manufaktur yang telah berkembang dari 10 tahun lalu, kemudian beralih ke arah efisiensi dan kegesitan dalam operasi,” ujarnya.

Sektor manufaktur membutuhkan solusi teknologi digital untuk mengefisienkan operasional produksi sehingga lebih terukur dan sesuai permintaan pasar.

 

Sementara itu, VP Product Management Cloud & UC Telkomtelstra Arief Rakhmatsyah menjelaskan dalam revolusi industri 4.0 sektor manufaktur telah menggunakan IoT dan memanfaatkan banyak sensor di seluruh lini produksi. Kehadiran sensor yang terhubung dengan IoT memungkinkan perusahaan manufaktur untuk mencapai efisiensi operasional, skalabilitas produksi, kegesitan, sekaligus meningkatkan produktivitas di saat peak season.

“Dengan banyaknya inovasi-inovasi dan dibutuhkan agility ketika harus men-develop banyak hal, itu lebih mudah kita melakukannya di cloud daripada perusahaan harus berinvestasi di datacenter yang besar, itu jatuhnya mahal,” papar Arief.

Arief menambahkan sektor manufaktur seperti industri pesawat terbang, automotif, dan lainnya telah menggunakan solusi terdepan ini. “Implementasi sudah diaplikasi ke industri manufaktur pesawat, banyak sensor dipasang di setiap pesawat sehingga dapat mendeteksi risiko kerusakan dan perawatan. Demikian juga di automotif, mobil seri mahal itu penuh sensor, ban kempis sedikit sudah ketahuan. Mobil yang dipasangi berbagai sensor itu, datanya kemudian dikumpulkan di edge computing untuk dianalisis dengan machine learning,” katanya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya