Tahun sebelumnya, insinyur yang bekerja untuk perusahaan teknologi di Tokyo itu hanya mengambil dua hari cuti. Ini bukan karena jumlah cutinya terbatas, bahkan Hideyuki sejatinya berhak atas 20 hari cuti tahunan.
Pasalnya, seperti banyak pekerja Jepang lainnya, mengambil cuti lebih dari jumlah minimum sama sekali bukan pilihan.
"Sulit karena suasana di tempat kerja membuat saya tidak bisa mengambil cuti lebih banyak," kata Hideyuki, yang punya dua anak berusia enam dan empat tahun.
(Feby Novalius)