China Akan Larang Penggunaan Kantong Plastik Mulai Akhir 2020

, Jurnalis
Senin 20 Januari 2020 16:44 WIB
Kantong Plastik (Reuters)
Share :

JAKARTA - China merupakan salah satu pengguna plastik terbesar di dunia. Pasalnya, China secara akbar mengurangi plastik sekali pakai di seantero negeri.

Mengutip BBC, Jakarta, Senin (20/1/2020), rencana itu mencakup larangan penggunaan kantong plastik kresek yang tidak bisa diurai tanah di kota-kota besar pada akhir 2020. Sedangkan untuk seluruh kota akan berlaku 2022.

 Baca juga: Plastik Dilarang Digunakan, Sampah-sampahnya Potensial Jadi Bahan Baku Industri

Selain itu, industri restoran juga bakal melarang penggunaan sedotan sekali pakai pada akhir 2020.

Selama bertahun-tahun, China kewalahan untuk menangani sampah-sampah yang dihasilkan 1,4 miliar warganya. Tempat pembuangan akhir terbesar di China, yang luasnya sekitar 100 lapangan sepak bola, sudah penuh, 25 tahun sebelum jadwal.

Pada 2017 saja, China mengumpulkan 215 juta ton sampah rumah tangga perkotaan. Namun, angka resmi pendauran ulang tidak tersedia.

 Baca juga: Naik 6,9%, Produksi Plastik RI Tembus 7,23 Juta Ton

China memproduksi 60 juta ton sampah plastik pada 2010, disusul Amerik Serikat dengan 38 juta ton, menurut Our World in Data dari Universitas Oxford.

Riset dirilis pada 2018 dan menyebut "potret global secara relatif serupa dengan proyeksi hingga 2025".

Apa yang berubah?

Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi mengemukakan kebijakan baru yang akan diterapkan selama lima tahun mendatang. Penggunaan kantong plastik bakal dilarang di semua kota pada 2022, meskipun pasar-pasar yang menjual produk segar dikecualikan hingga 2025.

 Baca juga: Indonesia Reekspor Sampah Plastik Impor Ilegal

Produksi dan penjualan kantong plastik dengan tebal kurang dari 0,025 milimeter juga akan dilarang. Industri restoran juga harus mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai hingga 30%.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya