JAKARTA - Menyikapi bencana banjir yang terjadi di Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, Pemerintah pusat membuatkan Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung.
Terowongan yang bertujuan untuk membenahi banjir di Sungai Citarum ini sudah selesai pembangunannya dan baru-baru ini telah diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Oleh karena itu, Okezone akan merangkum fakta-fakta seputar terowongan penangkal banjir kebanggaan Bandung, Jakarta, Kamis (30/1/2020):
1. Rampung Dua Tahun
Pembangunan Terowongan Nanjung ini dimulai pada November 2017 kemudian selesai pada Desember 2019. Artinya, pembangunan terowongan penangkal banjir di Bandung ini hanya berjalan selama dua tahun saja.
Walau dibangun dalam waktu yang relatif singkat, Terowongan Nanjung memiliki kapasitas yang tidak kalah dari penangkal banjir lainnya. Terowongan Nanjung terdiri dari 2 tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dan diameter 8 meter.
2. Tampung Kapasitas Sungai Citarum hingga 669 Meter Kubik/Detik
Terowongan Nanjung ini nantinya akan menampung kapasitas Sungai Citarum menjadi 669 meter kubik per detik, yang semulanya hanya 570 meter kubik per detik.
Tidak hanya itu, salah satu terowongan penangkal banjir di Jawa Barat ini akan mengurangi total luas genangan di Kabupaten Bandung dari semula 3.461 hektare menjadi 2.761 hektare.
3. Gunakan APBN Rp316,01 Miliar
Dalam pembangunannya, Terowongan Nanjung menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp316,01 Miliar. Tentu bukan angka yang sedikit.
Pembangunan Terowongan Nanjung ini dilakukan oleh PT Wijaya Karya – PT. Adhi Karya (KSO) selaku kontraktor.