7. Terowongan Nanjung Efektif Atasi Banjir
Dengan keberadaaan Terowongan Nanjung, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan infrastruktur ini telah memberikan efek nyata dalam mengurangi genangan air saat puncak hujan yang mengguyur sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat pada 17 Desember 2019 lalu.
“Tadi kita lihat ternyata Terowongan Nanjung saat pintu air dibuka Sungai Citarum bisa kering. Pada 17 Desember 2019 terjadi puncak hujan di Bandung dan sekitarnya, waktu itu dites oleh BBWS Citarum ditunggu sampai air banjir naik di Dayeuhkolot dan masyarakat bersiap untuk mengungsi seperti biasa. Terowongan ini lalu dibuka pukul 23.15, lima jam kemudian sekitar pukul 5 pagi sudah surut. Jadi terowongan ini memang berfungsi sebagai salah satu pengendali banjir di Bandung Selatan,” ungkap Menteri Basuki, seperi dikutip dari situs PUPR, Rabu (15/1/2020).
Dia pun mengatakan, warga Dayeuhkolot kini tak perlu khawatir mengungsi lantaran banjir akibat hujan deras.
"Dengan curah hujan lebih tinggi, biasanya curah hujan 300 mm ini orang sudah naik perahu, 17 Desember kemarin (di Bandung Selatan) sudah 424 mm, orang masih pakai sepeda motor, masih kering," tandasnya.
8. 14.000 KK Bakal Bebas Banjir
Terowongan yang terdiri dari 2 tunnel sepanjang 230 meter dengan diameter 8 meter ini akan membebaskan 14.000 KK dari banjir.
9. Sejalan dengan Amanat Presiden
Pembangunan Terowongan Nanjung ini juga menjadi bagian dari penataan das Citarum secara terpadu oleh Kementerian PUPR.
“Sejalan dengan amanat Presiden melalui Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum,” tulis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui akun Instagram resminya @kemenpupr, Kamis (2/1/2020).
(Dani Jumadil Akhir)